RADARSEMARANG.COM, Empat dari 12 prajurit TNI yang gugur akibat jatuhnya Helikopter MI-17 jatuh di Papua tercatat sebagai warga Kota Semarang. Suasana duka pun menyelimuti keluarga korban yang hari ini akan menyambut kedatangan para jenazah.
MIFTAHUL A’LA/NANANG RENDI A, Radar Semarang
EMPAT prajurit asal Semarang yang gugur akibat jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua itu adalah Mayor Cpn Anumerta Bambang Saputra, warga Perum Gran Panorama C1 No 1 RT 14 RW 01 Pundak Payung, Semarang dan Mayor Cpn Anumerta Aris Afik Noviana, warga Perum Wates Permai No 70 RT 12 RW 03, Kelurahan Wates, Ngaliyan, Semarang.
Korban lainnya, Kapten Cpn Anumerta Anwar Affandi, warga Perum Jati dari Asabri Blok C 1 No 12 B Semarang dan Serma Anumerta Suriatna Wijaya Kusuma, warga Perum Mijen Harmoni Blok F2 RT 03 RW 06 Mijen, Semarang.
Tadi malam suasana duka terlihat di rumah Mayor Cpn Anumerta Aris Afik Noviana. Puluhan kursi sudah tertata rapi di halaman rumah. Selain itu, karangan bunga ucapan bela sungkawa memenuhi jalan masuk rumah warna oranye tersebut.
Samar-samar terdengar lantunan ayat suci Alquran di dalam rumah. Keluarga mengaku sudah mendengar kabar akan kedatangan jenazah Aris Afik Noviana. Senin (17/2) hari ini setelah diterbangkan dari Papua, jenazah akan dibawa ke rumah duka. Sebelum nantinya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang, Selasa (18/2) pagi.
“Senin besok (hari ini, Red) jenazah diterbangkan dari Papua. Kami sudah tahu informasinya,” kata ayah Mayor Cpn Anumerta Aris Afik Noviana, Ismono, saat ditemui RADARSEMARANG.COM di rumah duka.
Ismono sendiri enggan menceritakan kisah anaknya. Menurutnya, kelurga sudah mengetahui informasi setelah delapan bulan tidak ada kabar sang anak usai pesawat helikopter yang dipiloti hilang. Selama delapan bulan itu, keluarga terus berdoa dan mencari informasi hingga ada kabar ditemukan pesawat yang ditumpangi Aris Afik Noviana dan sejumlah rekannya, yakni helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
“Informasi jenazah akan datang, keluarga sudah tahu. Nantinya akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. Itu saja Mas informasinya,” ujarnya.
Diketahui, Mayor Cpn Anumerta Aris Afik Noviana merupakan salah satu korban dalam insiden hilangnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Pegunungan Mandala Papua. Pria sudah kurang lebih 10 tahun mengabdi di TNI ini merupakan sosok yang berdedikasi. Almarhum meninggalkan istri serta seorang anak.
Aris Afik Noviana semasa hidup dikenal berjiwa sosial tinggi, serta sering bersosialisasi dengan warga. Ia dikenal baik dan suka menolong. Bahkan, setiap sedang off kerja, Aris Afik Noviana terlihat lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Membersihkan rumah serta bergaul dengan tetangga.
“Orangnya baik dan sering bersih-bersih rumah. Warga kenal beliau,” kata tetangga korban di Perum Wates Permai RT 8 RW 3 Kelurahan Wates Ngaliyan, Sumarno.
Warga mengaku kehilangan sosok Aris Afik Noviana. Warga juga sudah dapat kabar jika jenazah akan dibawa ke rumah duka. Bahkan, warga tahu jika dalam beberapa hari terakhir banyak anggota TNI yang berdatangan di rumah duka. “Delapan bulan lalu saat ada kabar pesawat hilang, sudah digelar tahlilan juga. Warga ikut,” ujarnya.
Suasana hampir sama terlihat di rumah mendiang Serma Anumerta Suriatna Wijaya Kusuma di Perum Mijen Harmoni Blok F2 RT 03 RW 06, Mijen, Kota Semarang. Kursi dan meja pun ditata. Isak tangis beberapa sanak saudara pecah tanda duka dan kehilangan yang begitu mendalam. Sejumlah karangan bunga tertata di halaman rumah. Perlahan warga mulai berdatangan memenuhi rumah duka. Menyampaikan bela sungkawa dan doa pada keluarga.
Akbar, Ketua RT 03 RW 06 mengatakan, warga turut kehilangan almarhum. Ia mengaku sangat kenal dekat. Bahkan seperti adiknya sendiri. “Kami biasa mancing bersama,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, tadi malam.
Ia menambahkan, saat tidak bertugas, almarhum aktif di masyarakat. Sering mengikuti kegiatan warga. “Kalau tidak tugas beliau pasti muncul di masyarakat. Kabar kecelakaan itu sempat membuat kami khawatir, dan kini beliau sudah dipastikan gugur. Saya dan para tetangga sangat kehilangan,” imbuhnya.
Risto, tetangga almarhum menuturkan, warga sudah beberapa kali mengadakan doa bersama. “Sejak ada kabar kecelakaan heli itu,” ujarnya.
Menurutnya, jenazah akan dimakamkan di TMP Giri Tunggal Semarang, Selasa (18/2). “Informasi terakhir kabarnya akan dimakamkan di TMP Giri Tunggal Seemarang,”katanya.
Serma Anumerta Suriatna Wijaya Kusuma gugur di usia 33 tahun dan meninggalkan istri bernama Dewi Anggraeni dan seorang anak bernama Naila berusia 5 tahun.
Seperti diketahui, Helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 milik Penerbangan TNI AD hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura, Papua, Jumat (28/6/2019). Helikopter itu hilang kontak sekitar pukul 14.00 WIT, saat menjalani misi penerbangan. Helikopter dilaporkan membawa 12 orang, terdiri atas 7 orang kru dan 5 orang personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos. (*/aro)