31 C
Semarang
Monday, 21 April 2025

Tempat Pembuangan Sampah yang jadi Taman Instagramable

Mengunjungi Taman 1.000 Cinta di Muntilan, Kabupaten Magelang

Artikel Lain

Sungai di bawah jembatan selalu identik dengan kesan kumuh dan kotor. Bahkan kerap menjadi tempat pembuangan sampah. Namun beda dengan sungai di bawah Jembatan Blongkeng, Muntilan, Kabupaten Magelang. Kini, di bawah jembatan yang semula kumuh itu disulap menjadi taman cantik. Namanya Taman 1.000 Cinta.

AGUS HADIANTO, Magelang, RADARSEMARANG.COM

LOKASI taman ini mudah dijangkau. Jika dari arah Jogja, cukup berbelok ke arah kiri ketika terlihat jembatan besar sepanjang kurang lebih 50 meter. Di dinding jembatan tertulis ‘Taman 1.000 Cinta’. Juga tulisan ‘Welcome To Muntilan Adipura’.

Ya, jembatan dan taman ini terletak di perbatasan Kecamatan Salam dan Kecamatan Muntilan, dengan Sungai Blongkeng yang mengalir. Jika dari arah Semarang, Anda lebih dulu melewati jembatan dan harus berbelok arah tepat di pertigaan lampu merah Jumoyo Salam ke arah Semarang.

Untuk mobil, jangan khawatir karena tempat parkir mampu menampung sekitar 20 mobil dan ratusan sepeda motor. Tarif parkirnya, hanya 3 ribu untuk sepeda motor dan mobil Rp 5 ribu. Untuk masuk ke Taman 1.000 Cinta, Anda hanya akan dikutip uang pembelian suvenir senilai Rp 2.500 per orang. Suvenir berbentuk gantungan kunci, hasil kerajinan warga Magelang.

Taman ini berada di sisi jembatan. Tinggi dari jembatan ke taman sendiri, sekitar 30 meter. Sedang lebar Sungai Blongkeng sendiri sekitar 28 meter.  Tanggul sisi barat taman ini, tertera tulisan dari rangkaian rumput jepang bertuliskan Welcome To Muntilan Adipura. Selain itu, juga terdapat beberapa taman kecil dan satu buah spot selfie. Sedang sisi timur tanggul, juga dibuat taman dan beberapa spot selfie. Taman ini ditanami berbagai tanaman bunga, seperti kerokot berbunga warna putih, ungu, dan merah. Juga ada beberapa spot selfie dengan bertuliskan gembok cinta.

Di pinggir sungai bagian bawah, ada spot selfie berbentuk hati dan tulisan timbul LOVE. Taman yang ada, hampir seluruhnya berbentuk hati. Selain menawarkan keindahan taman yang instagramable, taman juga dilengkapi mini tubing dengan jarak tempuh 30 meter hingga 100 meter. Tarifnya? Cukup dengan mengganti ongkos sewa ban senilai Rp 10 ribu.

Saat berada di lokasi taman, bagi pengunjung yang ingin menyeberang dari dan atau tanggul taman sisi barat ke sisi timur dan sebaliknya, ada jembatan bambu yang melintas di bawah jembatan Sungai Blongkeng. Di sungai ini, pengunjung bisa berfoto-foto dengan latar belakang jembatan yang alirannya mengalir dengan jernih.

Pencetus dan inisiator Taman 1.000 Cinta sekaligus Kasie Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup KabupatenMagelang Joni Budi Hermanto menceritakan, dulunya sisi tanggul hingga dasar sungai baik sisi barat dan timur, merupakan tempat kumuh. Bahkan, kata Joni, lama-kelamaan, lokasi ini menjadi tempat pembuangan sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah plastik dan pecahan kaca serta pembuangan bongkaran.

Dirinya merasa miris karena masih minimnya perhatian masyarakat terhadap keberadaaan sungai dan juga wilayah sekitar jembatan. Joni menuturkan, dirinya sempat mempunyai ide ingin membuat taman. Kemudian, pada 2017 dirinya bersama pegawai pertamanan serta masyarakat sekitar, membangun taman dimulai dari tanggul sisi barat.

“Kami terus berpikir ingin mencari lahan untuk membuat taman. Kami muter-muter hingga akhirnya menemukan lokasi itu. Kemudian mulai dibuat taman sisi barat. Kami buat taman pertama dengan di sisi barat yang ada tulisan ‘Welcome To Muntilan Adipura’ dengan anggaran dari APBD. Kemudian, yang sebelah timur juga dibuat taman dengan swadaya,” ceritanya.

Joni menuturkan, saat kehadiran taman di sisi barat inilah, warga mendukung penuh pengembangan taman di sisi lainnya. Saat itu, kata Joni, belum terpikir nama taman yang akan diberikan.

“Adapun saat santai-santai, terinspirasi dengan memberi nama Taman Seribu Cinta. Dalam artian untuk berbagi beribu-ribu cinta kepada orang lain agar cinta kebersihan, cinta lingkungan, sungai dan lainnya. Kami ingin berbagi beribu-ribu cinta kepada orang lain untuk cinta terhadap kebersihan lingkungan, bantaran sungai dan lainnya. Kami buat taman dengan bentuk love tersebut,” jelasnya.

Joni mengungkapkan, taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas hasil swadaya masyarakat dan juga pegawai Pertamanan DLH. Untuk hasil pendapatan dari suvenir sebagai tiket masuk taman, kata Joni, dikembalikan lagi untuk peningkatan dan pemeliharaan fasilitas taman.

“Untuk membersihkan setiap harinya di Taman Seribu Cinta ini ditempatkan beberapa orang. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tetap bersih, baik pagi hingga sore hari,” ujarnya.

Salah satu Tenaga Harian Lepas DLH yang bertugas menjaga Taman 1.000 Cinta, Harsono, 41, warga Tempel, Jogja, mengaku dirinya sudah delapan tahun lebih mengurusi pertamanan di Kabupaten Magelang. Sedang Taman 1.000 Cinta, kata Harsono, dirinya pun ikut terlibat saat membangun hingga menjaganya sampai kini.

Harsono menyebutkan, untuk taman sisi barat bertuliskan ‘Welcome To Muntilan Adipura, dibangun sekitar 2017. Sedang untuk tanggul sisi timur, kata Harsono, dibangun bersama warga pada 2018.

“Setengah tahun kemudian, seiring berjalannya waktu para pengunjung mulai berdatangan, walaupun kondisi pembuatan taman belum 100 persen jadi. Kalau akhir pekan ramai dikunjungi. Saya kadang tanya ada yang datang dari Wonosobo, Jakarta, Jogja, Temanggung, Purworejo, Semarang dan warga sekitar Magelang. Kemudian turis asing juga pernah ada yang datang dari Belanda, Yunani, Perancis dan Brasil,” ucapnya.

Harsono menuturkan, untuk menjaga taman dari sisi atas jembatan, dibuat taman vertikal dengan dipasangi pagar setinggi 3 meter. Tujuannya, kata Harsono, agar pengguna jalan yang melintas tidak membuang sampah sembarangan.

“Untuk mengunjungi taman ini sebenarnya gratis dan tidak dipungut biaya, karena kita tidak komersil. Hanya memang kita arahkan untuk suvenir itu. Uangnya juga untuk menambah fasilitas disini,” bebernya.

Harsono mengaku, meski taman ini berada di bawah jembatan dan tepat di pinggir sungai, namun tetap aman meski Sungai Blengkong banjir, terlebih saat ini musim hujan. Namun demikian, kata Harsono, pihaknya tetap mengingatkan pengunjung untuk berhati-hati.

“Sejauh ini, kalau Sungai Blongkeng banjir hanya sampai pinggir saja kok. Ndak sampai naik. Tetap aman. Cuma kadang ya itu, kita ingatkan pengunjung. Yang jaga setiap hari dibagi dua shift. Tiap shift ada tiga sampai lima orang,” imbuhnya sambil menunjuk garis sungai kala banjir.

Salah satu pengunjung Taman 1.000 Cinta, Mamik Pujiono, 33, warga Sapuran, Wonosobo mengaku, sehabis dari Jogja sengaja mampir di taman ini bersama teman wanitanya. Ia mengaku, mengetahui taman ini karena sering melintas, dan ingin befoto-foto. Kunjungan kali ini, kata Mamik, sudah ketiga kalinya.

“Bagus pengelolaan dan penataannya dibuat taman. Jarang sekali di pinggir sungai besar dibuat seperti ini. Masuknya free, air sungai bersih dari sampah,” sebutnya.

Hal yang sama juga dikatakan pengunjung lainnya, Aris Azhar, 32, warga Srumbung, Magelang. Aris mengaku, datang bersama anaknya sambil bermain di sungai. Menurut Aris, penataan Taman 1.000 Cinta terbilang lumayan bagus dan indah.

“Penataan lumayan bagus, sudah ditata. Kebanyakan sungai kan nggak terurus, ini seperti revitalisasi sungai dulu yang airnya bersih, ramah untuk anak,” katanya. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya