32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

122 Tim Bertanding di Forda E-Sport, IESPA Jateng Targetkan Emas di Fornas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 122 tim bertanding di Forda E-Sport Jateng. Mereka berasal dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Terdapat empat kategori game yang di pertandingkan. Yakni Player Unkown Battle Ground Mobile (PUBGM), Mobile Legends Bang Bang (MLBB), Teken 7, dan E-Football.

Forda ini dijadikan Indonesia Esport Association (IESPA) Provinsi Jawa Tengah untuk menggaet atlet menuju Fornas 2023.
Ketua Umum IIESPA Jateng Suryo Adhityo Nuswantoro mengaku pada Fornas 2023 kegiatan ini bertujuan menjaring para atlet tingkat daerah untuk maju ke Fornas 2023 tingkat nasional. Pihaknya mentargetkan atlet Jateng bisa mendapatkan emas di semua cabor.

“Harapan kami untuk target Jateng mendapatkan emas untuk semua cabor,” akunya.

Selain itu Suryo mengaku E-sport sudah diakui pemerintah sebagai cabang olahraga (cabor) prestasi. Karena itu IESPA Provinsi Jawa Tengah terus mengawal e-sport menjadi ekstrakurikuler di sekolah.
Rencana e-sport menjadi ekstrakurikuler menunggu kewenangan dari pusat. IESPA Jateng juga masih memiliki pekerjaan rumah (PR) mengubah stigma negatif masyarakat tentang cabor ini. Sekaligus mengembangkan kesadaran masyarakat bahwa e-sport tidak hanya main. Tapi juga merupakan sebuah ekosistem yang bisa menjadi sebuah industri.

“Untuk e-sport ini sudah kami komunikasikan. Mungkin tahun ini sampai tahun depan akan kami godog akan kami persiapkan untuk ekstrakurikuler,” kata Ketua Umum IIESPA Jateng Suryo Adhityo Nuswantoro usai membuka pelaksanaan Forda E-Sport Jateng di GOR Jatidiri.

Suyo mengaku sudah mempunyai rancangan. Bahkan sudah menyiapkan beberapa titik sekolah untuk menjadi pilot project.

“Sudah ada, kami sebenernya akan membuka kerjasama dengan salah satu sekolah. Cuma mungkin nanti tunggu kabar lebih lanjut,” imbuhnya.

Sementara Ketua Harian IESPA Jateng Zinedine Alam Ganjar mengatakan target secepatnya IESPA akan menjalankan sosialisasi di sejumlah titik di Jawa Tengah. Beragam persiapan telah dilakukan. Mulai dari maping dan planning ke depan. Sehingga ketika diterapkan kurikulumnya sudah bagus.

“Ada beberapa titik yang kami siapkan untuk pilot project. Jadi kita lihat tesnya seperti apa, kita pilih sekolah yang bisa suport dari awal. Biar kita urus ekosistem dari awal sampai akhirnya, baru kita melebar ke sekolah lainnya,”ungkapnya. (kap/web/bas)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya