“Pencapaian FBI tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah Agen BRILink yang per Maret 2023 telah mencapai lebih dari 650 ribu agen dengan total nilai transaksi sebesar Rp325,65 triliun, serta kenaikan jumlah transaksi finansial BRImo yang mencapai 99,07% yoy dengan total nilai transaksi mencapai Rp884 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai lebih dari 26,3 juta user pada akhir kuartal I 2023”, ungkap Sunarso.
Sunarso menambahkan bahwa perubahan preferensi nasabah yang semakin gemar dengan transaksi digital, khususnya di segmen mikro & ultra mikro diproyeksikan akan terus berlanjut pada tahun 2023.
Selain meningkatkan penetrasi layanan keuangan (financial inclusion) di Indonesia, dengan Hybrid Bank Business Model yang diterapkan BRI akan menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai dengan journey literasi digital masyarakat Indonesia.
Dari sisi efisiensi, keberhasilan BRI dalam melakukan efisiensi juga tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BOPO tercatat 64,47%, semakin baik dibandingkan BOPO pada Kuartal I 2022 sebesar 68,26%.
Rasio Cost Efficiency Ratio (CER) juga tercatat semakin membaik dari 45,68% di akhir Kuartal I 2022 menjadi 42,69% di akhir Kuartal I 2023, dan Cost to Income Ratio (CIR) semula 42,23% menjadi 41,83%, yang artinya semakin efisien.
Dengan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang kuat tersebut, BRI mampu menjaga rasio keuangan pada level yang baik. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada level 84,94%, menunjukkan kondisi likuiditas masih sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.
BRI juga mampu menjaga kondisi permodalan yang kuat dengan CAR mencapai 24,98% berada di atas minimum ketentuan regulator yang sebesar 17,5% (setelah memperhitungkan implementasi Basel 3) dan risk appetite perusahaan sebesar 19%.