RADARSEMARANG.COM, Klaten – Perwakilan guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Klaten mendorong kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut membantu kesejahteraan tenaga pendidikan yang masih berstatus honorer. Selain itu, AHY juga diminta oleh Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK) membuat regulasi untuk membantu kesejahteraan petani.
Ari Kurniawan, perwakilan guru dan tenaga pendidikan di Klaten mengklaim masih banyak guru dan tenaga pendidikan yang belum jelas nasib ke depannya karena belum mendapatkan SK.
“Kita harapankan Pak AHY peduli dengan ini. Makanya harapan kita, untuk karakter pemerintahan Pak AHY ke depan seperti karakter pemerintahan Pak SBY,” ungkap Ari Kurniawan saat ngobrol dengan AHY di acara “Ngopi Bareng Bersama Milenial Kabupaten Klaten” di Pusat Coffee milik Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Klaten, One Kristanta, Kamis (6/4) malam.
Sedangkan perwakilan KPMK mendorong AHY membuat regulasi pertanian jika kelak menjadi kepala pemerintahan. Sebab, sekarang ini banyak lahan pertanian di Klaten berkurang. Tergerus oleh permukiman dan proyek infrastruktur. Selain itu, minat anak muda untuk menjadi petani juga sangat minim. Alasannya, penghasilan petani tidak sepadan dengan jerih payahnya.
“Apakah nanti ketika Mas AHY menjadi pemimpin bisa menjadi regulator dan memfasilitasi petani? Jadi, petani kecil itu intinya ada harapan, supaya bisa menuju kesejahteraan. Semoga kalau nanti Mas AHY menjadi presiden bisa membuat regulasi,” kata pemuda milenial dari KPMK.
AHY menanggapi berkurangnya lahan pertanian tentunya tidak terlepas dengan paralel pembangunan fisik, yang terjadi di berbagai daerah. Sehingga mengurangi lahan pertanian, yang tadinya lahan sawah sudah terkonversi menjadi bangunan.
“Kalau digunakan sebagai fasilitas publik, misalnya jalan atau jembatan ya bisa dipahami, memang ada kebutuhan untuk transportasi publik. Tetapi sering kali juga terkonversi menjadi bangunan-bangunan lainnya. Oleh karena itu, cukup sulit bagi para petani kita untuk bertani meningkatkan produktivitasnya,” jelasnya
“Ini memang harus ada regulasi khusus. Mengapa? Karena seiring dengan pembangunan dan modernisasi di Indonesia ini, tidak boleh kesampingkan bahwa Indonesia tetap bertumpu pada sektor agrikultur,” tambahnya.
AHY juga menjelaskan, sejatinya Indonesia dikaruniai alam yang bisa menghasilkan produktivitas baik. Berada di garis khatulistiwa dan negara tropis. Juga punya kekayaan alam melimpah dan kesuburan lahan. Menurutnya, tidak semua negara dikaruniai alam yang sebaik Indonesia.
“Jangan sampai kemudian Indonesia lambat laun menjadi negara yang tidak memiliki produktivitas pertanian yang mumpuni. Sehingga jauh dari kecukupan, padahal jumlah penduduk kita besar. Hari ini 270 juta orang, nomor empat di dunia. Artinya, yang pasti butuh pangan banyak,” katanya.
Pihaknya juga menyampaikan, nantinya jangan sampai Indonesia tidak memiliki kemandirian dan tidak memiliki kecukupan pangan. Oleh karena itu, AHY menyampaikan kepada masyarakat, termasuk generasi milenial, untuk bersama-sama melakukan revitalisasi pertanian Indonesia.
“Bukan hanya menjaga yang sudah ada, tapi harus semakin meningkatkan produktivitasnya. Bukan hanya lahan yang kita jaga, tetapi juga disuplay dan didukung oleh peralatan yang semakin maju. Alat pertanian juga harus semakin modern. Ini juga satu nafas dengan upaya menangani berkurangnya jumlah petani kita,” bebernya.
Diakuinya, usia petani di Indonesia rata-rata di atas 40 tahun. Sekarang ini kalangan milenial tidak banyak yang berminat menjadi petani, karena dianggap kurang menjanjikan dan kesejahteraan tidak menentu. Meski demikian, ke depannya pihaknya akan berupaya ada insentif supaya anak muda tetap mencintai pekerjaan sebagai petani.
“Tentu insentif itu bukan hanya pada kesejahteraan, tetapi didukung dengan produksi peralatan pertanian yang lebih modern, dan manajemen lebih baik, pemasaran lebih baik, dan harga penjualan lebih baik. Sehingga kesejahteraan juga lebih terjamin,” tandasnya.
Pihaknya setuju supaya Bulog harus dioptimalkan dengan tujuan supaya harga beli hasil panen petani kembali tinggi. Sehingga bisa membantu kesejahteraan petani.
“Saya setuju 100 persen. Sehingga ke depan ini yang menjadi bagian dari narasi perjuangan kami, Partai Demokrat bersama koalisi perubahan juga ingin semakin fokus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semoga ini bisa kita realisasikan bersama-sama,” katanya.
Di bidang pendidikan, AHY mengakui telah banyak mendengar keluhan para guru honorer ketika keliling ke berbagai daerah di Jawa Tengah maupun luar Jawa. AHY mengatakan akan memperjuangkan nasib para guru non PNS ini dengan alasan untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
“Alhamdulillah di zaman Presiden Pak SBY ada 1,1 juta orang yang diangkat jadi guru PNS. Waktu itu selesai jadi pemimpin 2014. Tersisa hingga 400 ribu- 500 ribu lagi, tapi sayangnya sampai hari ini nasibnya tidak menentu, tidak ada perubahan status apapun,” ujarnya.
“Insya Allah kalau Partai Demokrat kembali memimpin pemerintahan, yang begini-begini akan kita perjuangkan dan kita perhatikan. Saya tidak berani berjanji, tapi kita pernah memberikan bukti ya itu 1,1 juta orang jadi guru PNS. Saya catat semua pernyataan ini, dan itu akan menjadi salah satu prioritas utama, Insya’ Allah kalau Partai Demokrat kembali ke pemerintahan,” tandasnya.
Hampir selama dua jam AHY ngobrol bareng dengan kalangan milenial Klaten. Selain masalah pertanian dan pendidikan, juga dibahas soal politik, pengembangan UMKM, dan lainnya. AHY didampingi sang istri Annisa Pohan, Ketua DPD Partai Demokrat Jateng Rinto Subekti, Ketua DPC Partai Demokrat Klaten One Kristanta, Anggota DPR RI Yoyok Sukawi dan sejumlah anggota dewan dari Partai Demokrat lainnya.
Kegiatan itu sekaligus mengakhir kegiatan Safari Ramadan AHY di wilayah Jateng. Selanjutnya, kegiatan serupa digelar di wilayah DI Jogjakarta. (mha/aro)