29.1 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Angka Kemiskinan Menurun, Stunting BerkuranG

Bupati Afif Nurhidayat-Wakil Bupati Muhammad Albar Dua Tahun Memimpin Wonosobo

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Bupati Afif Nurhidayat bersama Wakil Bupati Muhammad Albar genap dua tahun memimpin Kabupaten Wonosobo. Pemerintahan berjalan kondusif karena keduanya saling mendukung, kompak dan menyatu. Hasilnya, tahun ini angka kemiskinan dan stunting menurun signifikan.

Tahun 2023 genderang perang melawan kemiskinan dan stunting dicanangkan. Gas poll. Semua stake holder dikerahkan. Memberdayakan orang miskin menjadi mandiri dan berdaya.

“Orang berperang harus ada pimpinan, pasukan, dan amunisinya. Kita harus menguasai siapa lawan kita. Lawan kita adalah kemiskinan. Apa penyebabnya? Itu yang akan kita perangi. Sehingga kemiskinan ekstrem di Wonosobo akan segera hilang,”ungkap Bupati Afif Nurhidayat.

Lanjut Afif, berapapun anggarannya dimaksimalkan untuk menangani kemiskinan. Semua organisasi perangkat daerah difokuskan untuk itu. Namun yan terpenting menurutnya adalah menyiapkan energi besar untuk mengubah perilaku masyarakat agar mandiri dan berdaya. Pihaknya optimistis angka kemiskinan tersebut akan terus menurun apabila semua bergerak bersama.

Terlebih data terakhir menunjukkan penurunan yang signifikan. Tahun 2022, angka kemiskinan mencapai 16,17 persen dari sebelumnya 17,63 persen pada 2021. Terdapat penurunan 1,5 persen.

Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo mengatakan pemerintah daerah melakukan langkah yang terintegratif dengan berbagai pihak. Baik pemerintah kabupaten, kecamatan, kelurahan atau desa. Kerja sama dengan masyarakat, forkompimda, instansi vertikal, pelaku usaha, BUMN, BUMD, pelaku usaha swasta, dan lainnya dengan dukungan dari masyarakat.

Berbagai program terobosan dilakukan. Antara lain adalah gerakan penanggulangan kemiskinan bersama (gerimis mesra). Yaitu dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin berupa natura atau bahan pokok dalam rangka memenuhi kebutuhan kalorinya.

“Kemudian, program untuk menurukan biaya hidup, beban pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. Kategori menurunkan beban pengeluaran, di antaranya, subsidi, BLT pusat dan kabupaten. Juga bantuan yang dikoordinasi oleh Korpri, subsidi-subsidi oleh BUMD. Seperti PDAM memberikan subsidi tarif air minum, bantuan pengobatan, RTLH, jambanisasi dan lainnya,”tutur Andang didampingi Kepala Bappeda Jaelan Sulat, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Junaedi dan Kabag Prokompim Satriatmo.

Dikatakan Andang, untuk meningkatkan pendapatan, ada program peningkatan kompetensi. Misalnya pelatihan, dan mengirimkan angkatan kerja ke daerah lain. Lebih lanjut, penyediaan infrastruktur dengan membangun jalan. Kemudian beberapa ruas jalan ditingkatkan kualitasnya, sehingga memperlancar akses produksi pertanian, ekonomi dan pariwisata.

Deklarasi gong ceting atau gotong-royong cegah stunting oleh Sekda One Andang Wardoyo Desember 2022.

Program Berhasil Ranking Menjadi 12

Persoalan stunting juga menjadi perhatian Pemkab Wonosobo. Pada tahun 2021, Wonosobo menempati ranking 35 se-Jateng. Dengan berbagai terobosan yang masif, jumlah stunting menurun 5,4 persen. Ranking pun naik menjadi 12.

Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo Jaelan Sulat mengatakan program unggulan untuk menurunkan stunting antara lain Dahsyat, Tangkas, Gor Rong Unting. Terbaru adalah pendampingan ke desa-desa. Semua OPD turun mendampingi desa-desa yang angka stuntingnya tinggi. Harapannya tahun 2023, Wonosobo kembali turun 5 persen. Berdasarkan  Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) penurunan stunting di Wonosobo tersebut konsisten.

“Penurunan ini karena programnya berhasil. Komprehensif dalam menangani stunting. Mencegah timbulnya stunting baru dengan fokus pada keluarga yang mempunyai ibu hamil, anak batita. Remaja putri diberikan tablet penambah darah. Sedangkan di sekolah ada sarapan bersama,”imbuhnya.

Pembukaan Yakaumi setelah dua tahun vakum bersamaan dengan peringatan isro mikraj dan pertemuan ulama umaro di pendopo bupati pekan lalu (20/2).

Aktifkan Yakaumi Sejahterakan Warga

Setelah dua tahun vakum karena akibat pandemi Covid-19, Yayasan Amal dan Kesejahteraan Umat Islam (Yakaumi) Wonosobo kembali diaktifkan. Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo menjadi  ketua Yakaumi. Ia  menegaskan, lembaga yang bergerak dalam pengelolaan amal infak tersebut dibentuk sejak tahun 90-an. Tujuannya membantu masyarakat yang membutuhkan.

Manfaatnya banyak dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya pendirian Rumah Sakit Islam (RSI) di Wonosobo. “Bergerak dalam bidang pendidikan dan kemiskinan. Dalam waktu dekat ini, Yakaumi sedang fokus bergerak dalam bidang kesehatan. Karena banyak orang sakit yang tidak masuk dalam covered BPJS. Sehingga orang tersebut kesulitan akses. Maka kita bantu. Itu sangat membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat,” jelasnya.

Andang menambahkan, berdirinya Yakaumi difasilitasi oleh pemerintah daerah. Program kerja yang dilaksanakan banyak disalurkan untuk membantu kegiatan ke masyarakat.

Bupati Afif Nurhidayat berharap dengan dimulainya Yakaumi, kegiatan semakin semarak dan terus berkembang. Ke depan melalui Yakaumi diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat tentang  kepedulian terhadap sesama. Sehingga pengumpulan dan penyaluran dana bisa bermanfaat bagi umat. Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wonosobo. (din/web/lis)

 

 

Reporter:
Addin Alfath

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya