Atief mengaku, pemilik menyatakan bahwa selama proses pendampingan produksi dan penjualan tercatat pada akhir tahun meningkat 50 persen dari jumlah tahun sebelumnya.
Untuk UKM Tiara batik di berikan, beberapa tungku produksi, besi-besi gawangan stainless, wajan, etalase, papan penunjuk arah. Selain itu, ada pemberian beberapa drum air ukuran 250 liter yang bisa digunakan sebagai penampungan air untuk proses pewarnaan serta pembersihan kain batik dari sisa lilin.
Selain itu diberikan juga fasilitas penjemuran fasilitas pejemuran transparan menggunakan fiber dan mesin feeder untuk pewarnaa serta penguncian warna batik.
Mesin feeder memberikan efisiensi dalam hal pewarnaan dan penguncian, sehingga membuat produksi lebih cepat dan meningkat.
“Proses pendampingan juga membantu IKM dari segi aspek legalitas merek dan sertifikasi batik mark. IKM batik Misih dan Tiara telah memperoleh sertifikat keaslian batik tulis, sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik KEMENPRIN,” akunya.
Untuk membantu meningkatkan penjualan, diberikan edukasi penjualan online, pemberian plang papan nama untuk penunjuk arah, edukasi penjualan online. UKM tiara batik letaknya agak masuk kedalam gang dan lumayan jauh dari jalan raya.
Pemilik UKM tiara batik sudah merasakan efek positif dari program tersebut, kadang tiba2 ada orang dari luar kota datang membeli batik dengan jumlah yang lumayan banyak, ketika ditanya karna melihat papan plang nama di pinggir jalan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Misih pemilik UKM batik misih, merasakan manfaat positif dari program PKUM. (kap/web/bas)
