RADARSEMARANG.COM, Semarang – Melalui program Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat (PKUM), tim pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan pendampingan terhadap Industri Kecil dan Menengah (IKM) Batik tulis Bakaran.
Program ini bersifat multiyear dan dimulai dari tahun 2020. Batik bakaran merupakan batik khas Pati yang berasal dari Desa Bakaran, Kecamatan Juwana. Prosesnya juga dibuat dengan cara tradisional. Teknik ini memiliki nilai seni dan karakter unik yang tidak biasa dan berbeda untuk setiap kain batik dengan batik lainnya.
“Produk Batik Tulis Bakaran merupakan salah satu komoditas atau produk unggulan dari daerah ini,” kata Ketua Pengabdian Masyarakat, Arief Rachman Hakim.
Ia menambahkan sentra produksi batik di wilayah bakaran cukup banyak menyerap tenaga kerja. Dinaungi kurang lebih 25 IKM. Jumlah karyawan tiap IKM mencapai 30 hingga 60 orang.
“Salah satu tujuan Program PKUM, mendorong IKM agar lebih bisa berkembang, baik dari aspek ekonomi, pemasaran, serta produksi yang berorientasi kepada kuantitas dan kualitas,” tambahnya.
Tim pengabdian masyarakat Undip yang terdiri dari tim dosen ini juga memberikan beberapa program guna mencapai tujuan tersebut.
Dibantu dua anggota, Sugito dan Yayuk Astuti, program yang diberikan yaitu pendampingan, teknik pengemasan, legalitas, bantuan alat produksi dan teknologi tepat guna.
Program PKUM kali ini, tim pengabdian memberikan pendampingan terhadap dua IKM yaitu IKM batik Misih dan IKM batik Tiara.
IKM Batik Misih diberikan beberapa bantuan yaitu etalase kaca display, alat produksi seperti kompor, pewarna, gawangan, bak mlorod stailess untuk proses pewaraan, genset dan fasilitas penjemuran transparan menggunakan fiber.
