RADARSEMARANG, Magelang – Rumah Sakit Tingkat II dr Soedjono (RST) Kota Magelang menyambut baik inovasi Antrean Online (Antrol) melalui Mobile JKN bagi pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penerapan antrean online membuat distribusi pasien langsung terbagi ke beberapa poli.
Karumkit Tk II dr Soedjono Kolonel Ckm dr Shohibul Hilmi, Sp.OT (K) Hand, menyebutkan, antrean online dapat mencegah terjadinya penumpukan antrian di bagian pendaftaran. Pasien sudah mendapatkan nomor antrian secara online melalui aplikasi Mobile JKN.
“Pasien akan datang tepat waktu, karena dengan mobile JKN ini sudah secara otomatis mendapatkan estimasi waktu dilayani,” ujar Dokter Hilmi, Kamis, (23/2/2023).
Manfaat antrean online Mobile JKN juga dirasakan petugas. Kata Dokter Hilmi, petugas akan lebih mudah untuk melakukan pendataan. Sudah pasti pasien tidak bermasalah dalam pembayaran iuran JKN. “Secara data diri sudah lengkap,” imbuhnya.
Selama menerapkan antrean online sejak April 2022 lalu, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat II dr Soedjono terus meningkat. Ini sesuai harapan pihaknya. “Mereka senang, karena tidak harus antre lama di rumah sakit untuk mendapat pelayanan,” ungkapnya.
Inovasi antrean online juga diakui sejalan dengan upaya Rumah Sakit Tingkat II dr Soedjono dalam meningkatkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman. Terutama dalam pelayanan berbasis digital.
“Kami ingin memberikan kemudahan pelayanan, karena kami ingin memberikan pelayanan terbaik untuk pasien,” ucapnya.
Per Januari 2023, pasien antrean online tercapai 71 persen. Sedangkan 1-22 Februari 2023 meningkat menjadi 81 persen.
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ir Edwin Aristiawan, MM, mengungkapkan, BPJS Kesehatan melakukan transformasi layanan digital. Menurutnya ini langkah cepat dan efisien untuk meningkatkan mutu layanan, ketimbang pembangunan fisik yang membutuhkan waktu lama. Transformasi digital ini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan layanan kesehatan yang selama ini terjadi.
“Banyak layanan rumah sakit yang crowded dan kumuh, karena hadirnya pasien JKN yang menumpuk. Jadi sebenarnya, persoalan itu bukan karena rumah sakit yang kapasitasnya kurang, tetapi perilaku dan budaya dari pasien JKN yang perlu kita rubah,” beber Edwin.
Penerapan transformasi digital juga membuat banyak hal lebih efisien. Minimal mampu mengefisiensikan waktu layanan. “Ini memberikan kepastian pelayanan kepada peserta dan dokter-dokter di poli,” tandasnya.
Ia mengajak jajaran BPJS Kesehatan dan rumah sakit di Magelang untuk meningkatkan pemahaman literasi digital kepada masyarakat, khususnya dalam pemanfaatan layanan aplikasi Mobile JKN.
“Kalau yang maju hanya BPJS Kesehatan dan rumah sakitnya saja, tapi masyarakat masih menggunakan pola-pola tradisional, ini jadi tanggungjawab bersama kita untuk membuat literasi digital mereka semakin baik,” ungkapnya.
Dirinya meminta rumah sakit untuk memberikan pelayanan terbaik tidak hanya bagi pasien JKN saja, tapi juga kepada masyarakat secara umum. Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi antara BPJS Kesehatan dengan pihak rumah sakit dalam implementasi program JKN.
“BPJS Kesehatan nggak bisa sendiri, kita sebagai salah satu motor di dalam ekosistem JKN. Kita bukan center dalam industri kesehatan secara umum, kita hanya dalam konteks jaminan kesehatan sosial,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Edwin memberikan penghargaan bintang dua kepada RST dr Soedjono atas komitmen rumah sakit dalam implementasi integrasi sistem antrean online dan integrasi sistem klaim. Menurutnya, penghargaan ini layak diterima RST dr Soedjono. Ia menyempatkan diri berbincang-bincang dengan pasien JKN, dan mereka mengatakan puas dengan pelayanan rumah sakit tersebut, karena telah melayani antrean online.
“Kami berterima kasih atas dukungan, inisiatif, dan konsistensi rumah sakit dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta JKN,” pungkasnya.
Selain RST dr Soedjono, rumah sakit yang menerima penghargaan serupa adalah RSUD Merah Putih, Kabupaten Magelang. (put/web/bas)