RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kelompok Wanita Tani (KWT) Puspitasari bersemangat mengikuti Lomba Kampung Hebat 2023. Kelompok tani di RW 03 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur ini mendaftar untuk kategori Kampung Urban Farming.
Lurah Sampangan Mohamad Anugrah Hamonangan mengatakan, ciri khas di RW 03 adalah kebun urban farming yang dulunya tanah terbengkalai. Kini, telah berubah hijau dan sering menyabet juara. Urban farming di kampung ini menjadi tempat edukasi, tempat bimbingan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian perkotaan.
“Sekaligus menjadi contoh dari pemerintah kota sehingga diikutkan beberapa lomba dari provinsi maupun nasional,” ujarnya.
Ketua KWT Puspitasari Aryani menjelaskan, kebun yang mereka kelola awalnya berupa tempat pembuangan puing bangunan. Pada 2018, ibu-ibu bergerak mengubah lahan 250 meter persegi tersebut menjadi kebun hijau. Terdapat berbagai macam sayuran, buah dan tanaman obat keluarga (toga).
Di kebun ini terdapat green house sebagai tempat pembibitan dan pengelolaan tanaman hidroponik. Setiap hari, ada anggota KWT yang bertugas untuk melakukan perawatan. “Setiap pagi tanaman harus disiram, anggota yang datang itu memang sudah ditugasi. Selain itu mereka melakukan pembibitan dan memindahkannya ke polybag,” ucapnya.
Kelompok tani ini juga sering mendapat kunjungan dari berbagai sekolah. Mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP. Para siswa diajarkan cara menanam dan merawat tanaman. Ketua RW 03 Kelurahan Sampangan Budi Susatyo berharap KWT Puspitasari bisa semakin maju, bisa menerapkan teknologi pertanian dan ada regenerasi setelahnya.
Budi mengatakan, hasil panen KWT dimanfaatkan untuk kebutuhan warga setempat dan dipasarkan ke pihak lain di luar RW 03. Hasil pertanian dan perikanan yang dipasarkan bukan hanya dalam kondisi segar, tapi juga dalam bentuk olahan. (mg5/mg6/mg7/ton)
