RADARSEMARANG.COM, Kudus – Menghadapi perubahan iklim perlu kapasitas untuk membangun individu maupun maupun institusi. Sehingga mampu menghadapi ancaman krisis perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Penanaman pohon salah satu tindakan nyata mengurangi emisi karbon. Termasuk membagikan pengetahuan terkait jenis pohon yang dapat menyerap banyak emisi.
Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dan Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia, doktor Mahawan Karuniasa memaparkan, perlu pemahaman masyarakat mengenai jenis-jenis pohon yang dapat menyerap banyak emisi, dan sesuai kondisi ekosistem setempat. Seperti mangrove dan trembesi, harus tetap disebarluaskan.
“Sehingga tidak hanya banyaknya aksi penanaman pohon saja yang diperlukan, tetapi memahami bibit berkualitas dan proses pemeliharaannya juga merupakan hal yang penting dalam upaya penanganan dampak perubahan iklim,” tutur Mahawan, saat hadir dalam talkshow di aula Pusat Pembibitan Tanaman (PPT), Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), Bae, Kudus, rabu (23/11).
Dalam talkshow bertajuk Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim ini, juga menampilkan Executive Coach & Mentor for Climate & Sustainability Actions Amanda Katili Niode, Program Associate BLDF Abdurrachman Aldila, dan dimoderatori Nadia Soekarno. Turut hadir Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji.
Menurut Amanda Katili, pentingnya generasi muda terlibat aktif dalam berbagai upaya mengkampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim. Kegiatan penanaman pohon dengan kemampuan tinggi sebagai penyerap karbon di ekosistem darat dan pesisir.
“Salah satunya seperti program Youth Leadership Camp for Climate Crisis (YLCCC) yang telah dilakukan sejak 2011. Kini sudah lebih dari 2.500 alumni YLCC yang terus berupaya dalam membangun jaringan generasi muda Indonesia, yang peduli dengan memberikan solusi nyata dalam penanggulangan krisis iklim,” terangnya.
F.X. Supanji saat mengawali talshow menyampaikan, setiap tahun Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Djarum Trees for Life (DTFL), telah konsisten melakukan kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon dan mangrove bersama masyarakat, utamanya generasi muda.
“Rata-rata, setiap tahunnya DTFL menanam 60.000 aneka ragam bibit tanaman di berbagai lokasi di Indonesia. Bibit-bibit tanaman ini diproses dan disemai di PPT, yang hingga hari ini kami sudah mengoleksi 360 jenis bibit tanaman, termasuk diantaranya 22 jenis tanaman langka,” ungkapnya.
Bibit Tanaman di PPT Djarum Foundation tersebut, lanjut FX Supanji, dapat diakses oleh masyarakat. Secara rutin, BLDF membagikan bibit gratis ke masyarakat. Hal ini sejalan dengan program pembagian bibit yang juga digalakkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Untuk memastikan bibit yang disemai dapat tumbuh dengan baik, serta mengembangkan teknik perawatan tanaman dengan hasil paling efektif, PPT Kudus bekerja sama dengan peneliti dan akademisi.
Selain talkshow, kegiatan dalam rangka menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia tanggal 28 November itu juga dirangkai kunjungan ke kebun Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Djarum Foundation di Bae, Kudus, dan desa percontohan penanaman mangrove yang dibina oleh BLDF sejak 2008, di Mangkang Semarang.
Petani binaan Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Sururi, yang menginisiasi rehabilitasi ekosistem mangrove di garis pantai Desa Mangkang, sudah melakukan rehabilitasi seluas hampir 80 hektar dengan 27 jenis mangrove. Pelestarian kawasan pesisir yang dilakukan Sururi juga memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Memanfaatkan buah mangrove sebagai pewarna untuk usaha batik, bahan pengolahan makanan dan sirup. (web/fiq/bas)