33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Gelar P5, SD IT Bina Amal Padukan Pilah Sampah dengan Batik Ecoprint

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Melalui pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam meningkatkan kearifan lokal. SD IT Bina Amal ajarkan peserta didik untuk pilah sampah yang dipadukan dengan batik eco print menggunakan teknik eco steam dan eco pounding.

Peserta didik diberikan proyek untuk memilah sampah dengan reuse, reduce, dan recycle (3R). Setelah dipilah, sampah organik dari dedaunan dimanfaatkan untuk membuat batik eco print.

Secara berkelompok peserta didik bekerjasama memberikan pewarnaan pada daun yang kemudian ditempelkan pada kain. Kemudian untuk eco pounding mereka memukul kain dengan menggunakan palu.

Tujuannya agar warna pada daun bisa menempel pada kain. Bermacam-macam batik dengan motif daun ini pun berhasil dibuat oleh peserta didik.

“Dedaunan di Kota Semarang ini masih banyak di jumpai. Artinya kita ini memanfatkan sampah organik. Biasanya daun ini digunakan untuk composting dan eco enzyme. Nah kali ini kita menggunakan daun untuk membuat batik,” jelas Pelatih Batik Ecoprint dari Bank Sampah Resik Becik Ika Yuda Kurniasari, disela-sela menggajari siswa di SD IT Bina Amal, Senin (21/11).

Sementara Plt Kepala SD IT Bina Amal Ning Diah Kristiyanti mengatakan kearifan lokal yang memadukan pilah sampah dengan pembuatan batik ini dipilih agar anak bisa mencintai lingkungan dengan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai guna melalui budaya Indonesia.

“Batik ini kan budaya Indonesia. Khususnya Kota Semarang. Kita pilih eco print karena ramah lingkungan,” ungkapnya.

Selain itu juga bisa mengajak siswa untuk berpikir kritis mengenal tanaman serta memanfaatkan barang bekas untuk menjadi daya guna yang menghasilkan nilai ekonomi.

Diah menambahkan kegiatan ini dilakukan secara berkelompok tujuannya untuk melatih sikap gotong royong, mandiri, kreatifitas, serta berakhlak mulia dengan menyatukan perbedaan pikiran.

Lebih lanjut untuk kelas satu tingkatannya lebih mudah. Peserta didik diajarkan untuk membuat kolase dari daun kering mulai dari proses pencarian bahan hingga barang bisa memiliki nilai jual.

“Harapannya siswa ini memiliki karakter yang baik dari aplikasi mengenal tanaman dan memanfaatkan barang bekas. Sehingga kegiatan ini nanati bisa menjadi pembiasaan dan bisa mengurangi sampah,” pungkasnya. (kap/web/bas)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya