RADARSEMARANG.COM, Magelang – Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS optimistis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi menghasilkan komoditas pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Bahkan bisa diekspor ke negara lain secara berkelanjutan.
“Untuk mewujudkannya perlu strategi dan aturan-aturan khusus perihal pangan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa,” tutur Prof Rokhimin yang juga Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia ini pada International Conference on Agricultural, Nutraceutical and Food Science (ICANFS) 2022, Rabu (9/11).
ICANFS 2022 merupakan seminar internasional pertama yang diadakan Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Untidar). Membahas tentang nutrisi dan pengolahan pangan. Seminar dilaksanakan 2 hari (9-10/11) secara hybrid yaitu luring di Gedung dr. H Suparsono Untidar dan daring melalui Zoom Meeting serta YouTube Channel Universitas Tidar.
Pada kesempatan tersebut Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong tahun 2001-2004 ini memaparkan beberapa permasalahan dan tantangan bidang pangan Indonesia.
“Kesejahteraan petani, nelayan dan produsen komoditas pangan di Indonesia masih kurang atau tergolong miskin,” tambahnya.
Sebagian besar unit usaha di bidang pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, peternakan, dan sektor penghasil pangan lainnya adalah skala kecil dan tradisional. Dan tidak menerapkan skala ekonomi, sistem manajemen rantai pasokan terpadu, teknologi mutakhir (misalnya industri 4.0), dan prinsip pembangunan berkelanjutan. Akibatnya produktivitas rendah, kurang efisien, kurang kompetitif, dan kurang berkelanjutan.
Lanjut dia, saat ini bermunculan “mafia impor pangan (konspirasi)” yang telah kecanduan dengan keuntungan tinggi melalui impor pangan. Terlepas dari produksi nasional lebih tinggi dari kebutuhan nasional.
Wakil Rektor Bidang Akademik Untidar, Prof. Dr. Suyitno, S.T., M.Sc., IPM memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Fakultas Pertanian atas terselenggaranya ICANFS 2022 ini.
“Ada dua manfaat yang ingin saya sampaikan dari penyelenggaraan ICANFS ini. Pertama peserta seminar dapat belajar dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Kedua, seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu pemecah masalah di bidang pangan dan kesehatan Indonesia,” tuturnya.
ICANFS melibatkan 6 narasumber dari dalam dan luar negeri. Yaitu Prof. Stephen E. Gerau, Ph.D dari SUNY, Buffalo State, United State of America; Prof. Iin Handayani, Ph.D dari Murray State University, United State of America.
Kemudian Puji Lestari, M.Si., Ph.D, kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Prof. Herry Utomo, Ph.D dari Lousiana State University, United State of America. Juga Prof. Dr. Anang M. Legowo, M.Sc. dari Asosiasi Pakar Teknologi Pangan Indonesia dan Arif Reza, Ph.D dari University of Idaho, Twin Fall Research and Education Center, United State of America. (rls/web/lis)