RADARSEMARANG.COM, Semarang – Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Semarang (Prodi IPS Unnes) berikan seminar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Disasarkan untuk 40 perwakilan guru IPS SMP Negeri dan Swasta se-Kota Semarang yang tergabung di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Kota Semarang. Diselenggarakan di aula SMP Negeri 9 Semarang, Kamis (22/9).
Ketua Progdi Pendidikan IPS Pasca Sarjana Unnes, Hamdan Tri Atmaja, menjelaskan kegiatan pengabdian ini merupakan bentuk kepedulian progdi Pendidikan IPS kepada para guru yang tergabung dalam MGMP IPS SMP Kota Semarang.
“Progdi Pendidikan IPS mencoba menggali data-data yang ada di lapangan, MGMP itu kan pengguna. Kami mencetak gurunya, dan menjadi pertimbangan kami untuk menyusun kurikulum materi yang akan diajarkan di perkuliahan,” katanya.
MGMP IPS sudah terbiasa dengan perubahan kurikulum. Karena di kurikulum baru atau Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). “Kurikulum itu kan yang perlu diperhatikan, sarana sekolah bagaimana, budaya sekolah bagaimana, waktu bagaimana. Karena perlu praktek di luar juga,” ujarnya.
Seminar ini bertujuan untuk mensinkronkan antara teori dan fakta di lapangan. “Dengan harapan kelemahan-kelemahan itu kita atasi, sehingga capaian IKM di mata pelajaran IPS bisa maksimal,” ujarnya.
Selain itu, ada kendala untuk guru generasi di atas 50 tahun. Sehingga harus belajar keras untuk menggunakan IT dengan baik. “Kalau ada aplikasi baru memang mereka gagap, tapi kalau sudah biasa ya mereka akan terbiasa, kuncinya harus beradaptasi,” katanya.
Ia menambahkan, setiap guru mempunyai target kinerja. Setiap tahunnya ada evaluasi untuk memonitoring capaian kerja tersebut. “Evaluasi ini akan dikoordinasi dengan rapat berikutnya,” tuturnya.
Kedepan, pihaknya akan mengawal IKM dan bekerja sama dengan MGMP IPS untuk melakukan kegiatan berupa pelatihan. “Sekaligus untuk mengevaluasi,” ujarnya.
Penanggungjawab MGMP IPS Kota Semarang, Hasan Budisulistyo, menuturkan MGMP IPS menginginkan ilmu maksimal untuk menerapkan IKM. Sebelumnya, ada pelatihan IKM dilakukan di SMP Negeri 17 Semarang. “Nanti akan ditularkan ke titik bawah,” ujarnya.
Beberapa hal yang sudah dilakukan untuk menerapkan IKM pasca pandemi covid-19, yakni mengkondisikan para siswa agar siap belajar. “Kita memberi motivasi gerakan disiplin belajar,” jelasnya.
Kedua, para guru menceritakan perjuangan orang-orang sukses melalui video. Ketiga, adaptasi sekolah, dan keempat diawali dengan pembelajaran dan pemetaan terhadap anak-anak yang memiliki berbagai macam karakter sesuai dengan kondisi para siswa. “Jadi, pembelajaran berpusat pada siswa. Para siswa akan dilayani oleh bapak ibu guru dalam IKM sesuai kemampuan masing-masing. Sehingga tidak ada lagi naik atau tidak naik. Yang ada target pencapaian,” katanya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Kartika Hedi Aji, sangat mengapresiasi seminar ini sebagai salah satu komunitas belajar mandiri untuk mendukung IKM di Kota Semarang. “Kami harapkan melalui kegiatan ini bisa menaikkan ranking pendidikan Kota Semarang di tingkat Jawa Tengah,” jelasnya.
Penerapan IKM di Kota Semarang sudah diterapkan untuk kelas 1, 4, dan 7. “Supaya tahun 2024 sudah jalan, karena kita ditarget pusat rankingnya. Kegiatan ini bergerak bersama,” ujarnya. (fgr/web/bas)
