RADARSEMARANG.COM, Semarang – Tim pengabdian masyarakat Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menanamkan kejujuran dan mengajarkan kewirausahaan pada Karang Taruna Kelurahan Krobokan, Semarang Barat, Minggu (21/8). Bentuk pengabdiannya, memberikan pengajaran mengenai model pemberdayaan pemuda Karang Taruna melalui teknologi produksi dan digitalisasi pemasaran olahan pangan.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UPGRIS Dwi Prasetyo Hadi SE M.Si berharap dengan pelatihan ini Karang Taruna bisa menghasilkan pendapatan dari berbagai olahan pangan. Pihaknya memberikan pelatihan dari bahan dasar, pembuatan, dan pemasaran.
“Di Krobokan ini banyak potensi yang belum termanfaatkan. Harapannya Karang Taruna ini bisa lebih kreatif memanfaatkan potensi yang ada. Kami bantu dengan memberikan stimulus beberapa mesin dan pelatihan secara berkesinambungan,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Kali ini Karang Taruna diajarkan pengolahan keripik singkong, sukun, pisang, dan kentang. Selanjutnya secara mandiri potensi seperti olahan dari tahu dan tempe bisa dimanfaatkan dengan baik. Peserta terdiri atas lima orang perwakilan karang taruna di setiap RW di Kelurahan Krobokan. Terbagi menjadi beberapa tim, mereka ditugaskan untuk membuat olahan keripik. Ada yang bertugas mengupas singkong, mengiris kentang, dan menggoreng hasil irisan tiap tim.
Lebih lanjut pihaknya akan memberikan fasilitas agar berbadan hukum atapun mendirikan PT apabila kewirausahaan ini berhadil. “Semoga ke depan kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan bisa bersaing di tingkatan global. Kami akan membantu untuk perizinan dan harapannya bisa membuat PT sendiri,” tambahnya.
Anggota Tim Pengabdian Masyarakat UPGRIS Dr Sri Suneki M.Si bertugas memberikan nilai karakter pada Karang Taruna. Menurutnya wirausahawan harus memiliki karakter yang baik. Seperti jujur, disiplin, berintegritas tinggi agar mereka bisa menjadi entrepeneur yang sukses.
“Karang Taruna ini harus memegang teguh yang namanya kejujuran, kedisplinan, dan berintegritas agar dapat menunjang Indonesia dengan wirausahawan dari generasi musa yang sukses,” akunya.
Sementara Anggota Tim Pengabdian Masyarakat UPGRIS bidang Publikasi Dr Mahmud Yunus S.Pd, M.Pd mengatakan setelah diadakan pelatihan, akan dilakukan pendampingan dan pemberdayaan kegiatan selama delapan bulan hingga menghasilkan satu hak kekayaan merek.
“Harapannya bisa menghasilkan produk sendiri yang akan didaftarkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan bisa membuat suatu perusahaan berbadan hukum,” ungkapnya. (kap/web/ida)