RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wadah pelebur aluminium atau Kowi hasil inovasi Tim Pengabdian Masyarakat (TPM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) diserahkan kepada SMK Negeri 7 Semarang sebagai bantuan untuk memudahkan siswa praktek pengecoran non ferro. Kowi berbahan dasar limbah evaporation boats ini, mempunyai sifat konduktif elektrik dan resistensi tinggi terhadap bahan kimia dan panas.
Ketua TPM Unnes Rusiyanto menyampaikan, evaporation boats memiliki ketahanan oksidasi mencapai 1000º Celcius dan titik leleh 2700º Celcius. Materialnya ceramic composites dan bersifat sangat konduktif . Banyak digunakan oleh industri manufaktur untuk mencairkan dan menguapkan logam aluminium.
“Karena itu, evaporation boats cocok diaplikasikan pada crucible atau kowi,” tuturnya disela penyerahan bantuan tersebut di gedung serba guna SMK Negeri 7 Semarang, selasa (16/8).
Bantuan dari TPM Unnes diberikan melalui program Peningkatan Kompetensi Pengecoran Logam Dengan Crucible Limbah Evaporation Boats di SMK Negeri 7 Semarang. Diterima oleh Kepala SMK Negeri 7 Semarang Haris Wahyudi S.Pd M.Pd, didampingi ketua jurusan dan guru-guru program keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam (TPFL).
Sementara, tim pengabdian masyarakat Unnes terdiri Rusiyanto S.Pd MT, Dr Ir Rahmat Doni ST MT IPP, Prof Dr Wara Dyah Pita Rengga ST MT, Sudiyono S.Pd M.Pd, Ari Dwi Nur Indriawan Musyono S.Pd M.Pd dan Angga Septiyanto S.Pd MT. Selain Kowi, juga diserahkan bantuan mesin pengecoran buatan Fakultas Teknik Mesin Unnes.
Menurut Rusiyanto, keunggulan kowi ini rendah biaya pembuatan, ramah lingkungan dan tanpa merusak sumber daya alam. “Kalau kowi rusak bisa didaur ulang dan dibuat lagi. Jadi pembelajaran pengecoran bisa mudah memakai kowi dan mesin tersebut, ” jelasnya.
Kepala SMK Negeri 7 Semarang, Haris Wahyudi mengapresiasi bantuan tersebut. Kowi beserta mesin pengecoran itu menjadi media praktek siswa yang relevan. Sesuai dengan kompetensi program keahlian teknik pengelasan dan fabrikasi di sekolahnya.
“Sebagai sekolah menuju sekolah internasional seperti kita, perlu terus pengembangan. Nah, kami bersyukur bantuan ini bisa meningkatkan kompetensi siswa. Hal ini sangat penting, karena siswa dapat melaksanakan praktek mengikuti petunjuk dan sekaligus membuktikan teori secara nyata,” paparnya. (fiq/web/bas)