26.5 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Bukan Sekadar Mistis, Kesenian Ebeg Cilacap Punya Potensi untuk Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Cilacap – Kuda Lumping merupakan kesenian tradisional Jawa yang memiliki nama lain jaran kepang atau jathilan. Masyarakat Cilacap menyebut kuda lumping dengan sebutan ebeg.

Kesenian yang menggunakan properti kuda tiruan dan menampilkan adegan prajurit berkuda disertai atraksi supranatural ini sangat digemari masyarakat Cilacap.

Mengambil tempat di lapangan desa Gunungtelu, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, DPRD Jawa Tengah pada Jumat pagi (27/5/2022) menggelar Dialog Parlemen dan Media Tradisional (Metra).

Kegiatan yang menampilkan kesenian kuda lumping atau ebeg ini dimaksudkan untuk mendukung dan melestarikan kesenian tradisional yang berkembang di masyarakat Jawa Tengah.

Kesenian ebeg di Cilacap perlu dilestarikan. (Istimewa)

Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng David Ishaq Aryadi mengatakan, kesenian ebeg atau kesenian tradisonal Cilacap secara umum memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sinergi dari berbagai pihak baik pemerintahan, tokoh masyarakat, pelaku seni, wakil rakyat, serta masayarakat sendiri sangat dibutuhkan untuk mendorong keberhasilan pelestarian dan pengembangan kehidupan kesenian lokal.

“Saya berharap, desa ini bisa menjadi desa wisata dengan kesenian ebeg dan kesenian tradisional lain sebagai andalan. Wisatawan yang ingin melihat ebeg bisa datang di desa ini. Dengan demikian ekonomi masyarakat juga ikut berkembang,” kata politisi fraksi Gerindra ini.

Sementara itu, dari pihak Dinas Pemuda Olaharaga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap Jajang Zahrotul Hidayat menyampaikan bahwa ebeg mungkin memang mengandung atraksi mistis, namun selain itu juga mengandung nasihat agar senantiasa berbuat baik dan ingat pada Sang Pencipta. Hal itu tercermin dari lagu-lagu yang dibawakan oleh pesinden.

Tujoyo Diharjo selaku pelaku seni tradisional menambahkan, kesenian tradisional merupakan sarana untuk menyatukan masyarakat tanpa memandang perbedaan. Kegiatan pagelaran kesenian diharapkan lebih didukung oleh pemerintah sehingga kelestarian dan eksistensinya tetap terjaga. “Tolonglah kami ini disentuh agar tetap bisa berkembang,” demikian ungkap Tujoyo. (lis/web/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya