31 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Dinas ESDM Jateng Ajak Emak-Emak Kompak Ganti Kompor Induksi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jawa Tengah bersama PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng-DIY mengajak para ibu ramai-ramai beralih ke kompor induksi atau listrik. Hal ini lantaran sistem induksi dinilai lebih aman dan ramah lingkungan.

Ajakan itu disampaikan Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko di sela kegiatan lomba masak di depan kantor ESDM Jateng, Selasa (29/3). Kegiatan diikuti puluhan anggota Dharma Wanita dan cabang dinas (Cabdin) ESDM yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Sebanyak 11 tim tersebut hendak membuktikan langsung kelebihan memasak menggunakan kompor induksi.

Sujarwanto optimistis, target Jateng menggunakan energi terbarukan sebesar 20 persen pada 2025 mendatang. Oleh karena itu, perlu dukungan dari semua elemen masyarakat. Tak tercekuali para ibu di seluruh wilayah Jateng.

“Peran ibu-ibu ini menjadi penting untuk pengendalian fosil,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Perempuan, khususnya ibu-ibu patut disebut agen perubahan energi bersih. Dengan diawali dari Cabdin ESDM, peserta akan mengampanyekan penggunaan kompor induksi di daerah masing-masing. Dimulai dari membuat testimoni hingga sosialisasi melalui ketua penggerak PKK di semua kabupaten atau kota.

Pasalnya penggunaan gas yang menjadi bagian dari energi primer berbahan fosil sangat berisiko menghasilakn emisi karbon. Lalu memperparah pemanasan global dan krisis iklim. Bila dahulu ibu-ibu berhasil berganti dari minyak tanah ke gas, saat ini pun sama, mereka dapat beralih dengan kompor induksi.

“Mari jangan ketergantungan energi primer terlalu banyak, seperti gas, minyak bumi, batu bara,” imbuh Sujarwanto.

Pihaknya bersama PLN UID Jateng-DIY sepakat untuk mengampanyekan electrifrying lifestyle secara masif. Dengan begitu masyarakat dapat meninggalkan energi fosil, termasuk gas secara perlahan. Kedaulatan energi pun akan terbangun saat Jateng sudah tak bergantung pada energi kotor.

Melalui penggerak PKK di 35 kabupaten/kota, ia memasang target ambisius agar Jateng menjadi 1 dari 15 bagian penduduk Indonesia yang beralih memakai kompor induksi. Lalu berkontribusi besar menekan laju emisi karbon.

“Gas ini membuat ketergantuangan impor dan emisi karbon yang ditimbulkan cukup besar, tapi dengan kompor induksi bisa lebih hemat dan efisien,” tegasnya.

General Manajer PLN Distribusi Jateng-DIY Irwansyah berharap agar penggunaan kompor induksi dapat lebih populer di kalangan ibu-ibu. Terlebih dengan kampanye yang dilakukan ibu-ibu Dharma Wanita dan pejabat perempuan lainnya. Sehingga mereka meninggalkan gas tanpa paksaan. Apalagi sampai memperlangka stok gas.

Secara harga, induksi atau listrik lebih ekonomis. Biasanya satu kilogram gas elpiji dihargai Rp 13.000 yang setara dengan listrik sebesar 7 kwh senilai Rp10.200. Setiap kwh biasanya dibanderol Rp1.300, sehingga selisih perkilo Rp3.200.

“Ini cenderung bersih, tidak bau, aman bagi penggunanya. Karena tidak mengalirkan panas ke tangan. Hanya ke perangkat penghantar panas induksi,” ujar Irwansyah.

Usai pembukaan, pihaknya menghadirkan Chef Faisal dari Hotel PO untuk demo memasak dengan kompor induksi. Chef itu memilih menu ayam pandan untuk dimasak di atas panggung. Sebagian peserta menyaksikan di sebelahnya.

Setelah demo, Sujarwanto beserta jajaran pegawai ESDM lainnya berkompetisi dalam mengupas apel. Peserta yang mampu mengupas apel dengan kulit terpanjang menjadi pemenang. Sebanyak lima pemenang mendapat hadiah menarik, salah satunya kompor induksi.

Lebih lanjut, lomba masak dari 11 tim cabdin dan PLN dimulai. Sujarwanto berkeliling menyaksikan proses masak satu persatu. Mulai dari kroket, sosis solo, lumpia, dan menu lainnya dimasak di sana.

Terlihat tak ada kesulitan dari peserta ataupun bahaya yang timbul dari kompor. Mereka dapat mengatur suhu dan waktu nyala kompor induksi. Kondisi meja masak cenderung bersih dan tak berasap. (taf/web/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya