RADARSEMARANG.COM, Semarang – Mahasiswa Undip peserta Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) merancang karamba modern untuk optimalkan budidaya ikan dan sayuran. Inovasi yang disebut Fraktur Hi-tech itu diperkirakan dapat menghasilkan 2 ton sayuran dan 10 ton ikan per tahunnya.
Mereka mengembangkan proses budidaya yang lebih efektif dan efesien serta berorientasi pada kemajuan teknologi. Pengguna dapat memanfaatkan potensi lahan perairan yang ada sekaligus meningkatkan jumlah hasil budidaya dibanding cara tradisional.
“Kalau tambak tradisional masyarakat yang biasanya sederhana terbuat dari bambu. Nah kami menggabungkan akuakultur dan agrikultur dengan teknologi yang lebih canggih,” tutur Lista kepada RADARSEMARANG.COM.
Rencananya kontruksi berukuran panjang 50 meter dengan lebar 25 meter yang terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar digunakan sebagai tempat budidaya ikan di laut terbuka seperti bronang, kerapu,kakap dll yang dilengkapi penetasan telur ikan sebagai waterhouse di ruang penyimpanan ikan.
Kolam-kolam budidaya terintegrasi dengan teknologi masa kini. Yakni penggunaan multi sensor untuk mengontrol kondisi fisik air dan auto feeder atau memberi makan otomatis. Sehingga dinilai dapat memudahkan petambak dan meningkatkan efisiensi budidaya yang ada.
“Nanti tiap-tiap kolam juga dikasih kamera bawah air untuk mengontrol kondisi dan perkembangan ikan,” imbuhnya.
Untuk sistem terkait pemindahan ikan, pemberian pakan, manajemen air juga akan dilakukan secara otomatis melalui sistem yang dikontrol dalam ruangan.
Tim yang terdiri dari Nafian Heryana, Baiq Lista Adzkia, Dika Surya Pratama, Fajar Malik Noor Ahmad, Fina Nafiaatur Rofiqoh berhasil meyakinkan Dikti. Inovasi menarik tersebut akhirnya dipilih untuk didanai.
Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, lantai dua digunakan untuk pertanian dengan sistem hidroponik. Jenis sayur yang dapat ditanam diantaranya sawi, bayam, tomat, cabai. Panen dengan area seluas 25X50 meter ini diperkirakan dapat menghasilkan 100-150kg per bulan. Jika dikalkulasi dapat menghasilkan sekitar 2 ton per tahun.
Inovasi tersebut dapat diaplikasikan di perairan yang tenang. Seperti pantai utara Jawa dan perairan tertutup. Untuk kebutuhan suplai listrik mengandalkan panel surya yang dipasang di atap bangunan.
Selain meningkatkan produksi, karamba modern ini juga memiliki potensi wisata edukasi untuk masyarakat. Inovasi ini sudah banyak digunakan di negara maju. Sehingga Indonesia sebagai negara kepulauan sangat mungkin untuk mengaplikasikan inovasi tersebut. (taf/bis/bas)