30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Buka Wisata Tubing Menggandeng Operator

Perkuat Pengelolaan Kebun Raya Gunung Tidar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Gunung Tidar sudah miliki magnet kuat sebagai tempat wisata religi. Setidaknya, ada tiga makam besar yang kerap diziarahi ribuan pengujung setiap harinya. Yakni makam Kiai Sepanjang, Makam Kiai Semar, dan petilasan Syeh Subakir.

Namun Pemkot Magelang berinovasi mengembangkan lokasi wisata ini menjadi Kebun Raya Gunung Tidar sejak awal tahun 2020. Pengelolannya di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang. Supaya kawasan di sekitar gunung setinggi 500 meter ini lebih hidup. Dipromosikan sebagai kawasan wisata, ekonomi kreatif, dan budaya.

Konsep kebun raya ini telah melalui kajian yang panjang. Menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam studi kelayakan. Hasilnya, Gunung Tidar memang menyuguhkan pesona alam yang tidak kalah menarik. Kekayaan ekosistem di dalamnya menjadi pembeda, dan pelengkap. Ratusan monyet ekor panjang hidup berdampingan dengan tanah subur yang ditumbuhi sekitar 110  flora itu. Hasil inventarisasi LIPI pada tahun lalu juga menemukan 52 jenis tumbuhan berpotensi sebagai tanaman pangan, hias, obat maupun bahan baku industri. Sementara dari 10 jenis tumbuhan telah dimanfaatkan masyarakat lokal.

Vegetasi nonalami yang ditanam pada tahun 1960-an masih kokoh berdiri. Seperti pohon pinus, khaya, kecrutan, dan mahoni. Adapula sekitar 32 jenis tumbuhan yang tumbuh secara alami. Kehidupan alam di sana sangat cocok sebagai tempat penelitian, dan pelestarian flora.

Belum lagi dengan keberadaan tiga tugu di puncak gunung yang punya cerita kuat atas pembangunannya. Ada tugu Paku Tanah Jawa dan Tugu Akmil. Kemudian monumen Tanah Air Persatuan sebagai simbol harmonisasi NKRI. Pencanangan monumen itu terjadi saat puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2017.

Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar Agus Suprijanto akan memperkuat pengelolaan lokasi wisata ini. Ia berencana membuka satu jalur pendakian gunung, sebagai pintu masuk melalui sisi barat. Bersama warga sekitar, ia telah menyurvei lokasi.

“Pintu masuk itu akan diintegrasikan dengan satu lahan kosong yang bisa menampung puluhan bus yang membawa rombongan pengunjung. Di sekitarnya, juga akan dikembangkan lokasi kuliner,” imbuhnya.

Masih soal eksplorasi wisata alamnya. Agus mengkaji rencana wisata tubing yang memanfaatkan aliran Sungai Manggis yang melintasi Gunung Tidar. Harapannya ada pihak ketiga yang siap sebagai operator. Rencana lain, pihaknya akan membangun gardu pandang yang ramah lingkungan, terintegrasi dengan area outbound. Dari gardu itu pula, pengunjung bisa melihat pemandangan padang golf, dan gunung-gunung yang mengitari Kota Magelang.

“Pemkot sudah menambah sarana prasarana  di Gunung Tidar, paling baru, kami membangun rest area,” ujarnya. Selain itu, tahun ini pihaknya akan menata beberapa makam yang lain. Yakni makam Mbah Geseng dan Mbah Simolodro.

Kabid Ekonomi dan Prasarana Wilayah (Ekopraswil) Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Bappeda Kota Magelang Iwan Triteny menjelaskan, kawasan di sekitar Gunung Tidar adalah simpul strategis. Digadang mendukung tumbuhnya investasi di Kota Magelang. Di kawasan ini, sektor jasa telah tumbuh. Ada pusat pedagangan, terminal, perhotelan, dan pusat kuliner. Selain itu, alih fungsinya hutan kota menjadi kebun raya, akan membuat lokasi ini semakin ramai dikunjungi wisatawan.

“Setelah menjadi kebun raya, fungsinya jadi lebih luas. Gunung Tidar sebagai tempat konservasi, edukasi, wisata, penelitian, dan jasa lingkungan,” ujarnya. (prokompim/kotamgl)

 

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya