28.5 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW dari Awal Kenabian hingga Menjelang Hijrah ke Madinah

Artikel Lain

  • Letak geografis negeri Arab

Arabia merupakan wilayah padang pasir yang terletak di bagian Barat Daya Asia, dan merupakan padang pasir yang tergersang dan terluas di dunia. Arabia merupakan wilayah yang strategis karena letaknya berada pada posisi pertemuan 3 benua, yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Sebelah barat Arabia dibatasi dengan laut Qulzum ( Laut Merah ), sebelah selatan dengan laut Hindia, sebelah timur dengan dataran tinggi Persia dan sebelah utara di batasi dengan gurun Irak dan gurun Syam ( Syiria ). Makkah, Madinah dan Thaif adalah merupakan 3 kota besar di Arabia yang merupakan kota – kota penting dalam perjalanan da`wah Nabi Muhammad SAW.

  • Kondisi sosial masyarakat Arab sebelum Islam

Masyarakat Arab terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu : Hadhory ( penduduk kota ) dan Badui ( penduduk gurun / alasan ). Ciri – ciri penduduk  Hadhory, yaitu : 1). Bertempat tinggal tetap. 2). Mengerti dan mengenal tata cara mengelola tanah pertanian dan mengenal tata cara perdagangan bahkan hubungan mereka telah sampai keluar negeri. Dan ciri – ciri masyarakat Badui ( alasan ) : 1). Tempat tinggalnya berpindah – pindah dari tempat satu ke tempat yag lain. 2). Di tengah perjalanan mereka istirahat dan mendirikan kemah / tenda. 3). Berburu serta menyerang musuh dengan mengendarai unta.

  • Letak Gua Hiro`

Gua Hiro` terletak di Jabal Nur, dinamakan Jabal Nur, karena gunung ini memancarkan cahaya kenabian, jaraknya kurang lebih 6 Km sebelah utara Kota Mekkah, tingginya lebih dari 642 m dan sebelum sampai kepuncaknya terdapat telaga yang tidak berair, panjangnya 8 m, lebar dan dalamnya 6 m, kira – kira 20 m dari puncak Jabal Nur, disinilah letak Gua Hiro`. Didalam Gua Hiro` dapat memuat 3 orang sholat berdiri dan memuat 2 orang tidur berdampingan. Di gua inilah Allah SWT menurunkan Alquran pertama kali dengan lantaran Malaikat Jibril A.S.

Ketika Nabi bertahanus / bertapa di Gua Hiro` beberapa malam, datanglah Annamus / Malaikat Jibril membawa wahyu yang berupa Alquran pertama kali yaitu Surah Al Alaq atau Al Qolam ayat 1 – 5 : 1) Iqra` bismi rabbikallażī khalaq, 2) Khalaqal-insāna min ‘alaq, 3) Iqra` wa rabbukal-akram, 4) Allażī ‘allama bil-qalam, 5) ‘Allamal-insāna mā lam ya’lam ,artinya :“1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”, pada malam Jumat, 17 Ramadan bertepatan 6 Agustus 610 M, pada saat itu umur Nabi 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut tahun bulan Qomariyah, dan atau umur 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut tahun Syamsyiyah. Setelah wahyu pertama datang, malaikat Jibril lama tidak hadir, sementara Nabi Muhammad SAW dengan harap – harap cemas menunggu turunnya wahyu, di tempat yang sama ( Gua Hiro ). Dalam keadaan bingung itulah Malaikat Jibril datang kembali membawa wahyu yang kedua yaitu Surah Al Muddatsir ayat 1 – 7 yang membawa perintah untuk berda`wah : 1) Yā ayyuhal-muddaṡṡir, 2) Qum fa anżir, 3) Wa rabbaka fa kabbir, 4) Wa ṡiyābaka fa ṭahhir, 5) War-rujza fahjur, 6) Wa lā tamnun tastakṡir, 7)  Wa lirabbika faṣbir, artinya  “ 1) Wahai orang yang berkemul (berselimut)!, 2) bangunlah, lalu berilah peringatan!, 3) dan agungkanlah Tuhanmu, 4) dan bersihkanlah pakaianmu, 5) dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, 6) dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7) Dan karena Tuhanmu, bersabarlah ”. Jarak antara wahyu yang pertama dan kedua adalah +/- 2 ½ tahun. Dengan turunnya wahyu yang kedua itulah, maka Rasulullah SAW melakukan da`wah secara sir / diam – diam. Dilakukan dengan cara demikian karena khawatir akan terkejutnya suatu perkara yang mereka belum mengerti dan mendengar terhadap suatu perkara yang di bawanya.

Orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan laki – laki adalah Abu Bakar, dari golongan Wanita adalah Khotidjah dan dari golongan anak – anak adalah Ali bin Abi Tholib. Abu Bakar mengajak kepada teman – temannya, maka masuklah Usman bin Affan , Zubair bin Awwam, Tholkhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah, Ibnu Jarroh, Arqom Ibnu Abi Arqom, Zaid bin Kharitsah ( budak Nabi yang kemudian menjadi anak angkatnya ) . Mereka ini dalam sejarah di sebut : السَّابِقُوْنَ الْأَوَّلُوْنَ ( Assabiqunal awwalun ). Firman Allah QS At – Taubah ayat 100 :“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang – orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan besar”.

Setelah +/- 3 tahun Nabi berda`wah secara diam – diam, maka Nabi di perintah untuk berda`wah secara terang – terangan oleh Allah SWT. Firman Allah QS. Al Hijr ayat 94 : Faṣda’ bimā tu`maru wa a’riḍ ‘anil-musyrikīn : “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik”.Selanjutnya langkah pertama yang di lakukan oleh Nabi dalam rangka menjalankan da`wah secara terang – terangan ialah mengumpulkan kerabat dekatnya dari Bani Mutholib di bukit Shofa. Di tengah – tengah mereka, Nabi berkata : “ Apakah kalian akan membenarkan sesuatu yang akan Aku  sampaikan”, mereka menjawab : “ Iya, karena kami tidak pernah mengetahui kamu berbohong”,

maka Nabi bersabda : اَنْقِذُوْا اَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ اِنِّى نَذِيْرلَكُمْ مِنْ عَذَابٍ شَدِيْد

“Selamatkanlah diri kalian dari api. Sesungguhnya aku adalah orang yang memberi peringatan terhadap kalian dari azab yang berat ( pedih )”. Mendengar perkataan Nabi, Abu Lahab ( Abdul `Uzza ) marah besar dan menghantamkan batu ke kepala Nabi sambil berkata :” تَبًّالَكَ يَامُحَمَّد أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا ”. “Binasa engkau wahai Muhammad apakah untuk ini kamu mengumpulkan kita !?”. Atas kejadian ini Allah menurunkan Surah Al Lahab : 1) Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb, 2) Mā agnā ‘an-hu māluhụ wa mā kasab, 3) Sayaṣhlā nāran żāta lahab, 4) wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab, 5) fī jīdihā ḥablum mim masad, artinya : “ 1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!, 2) Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. 3)  Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). 4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). 5) Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal”.

  • Respons masyarakat Makkah terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW

Dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW baik secara diam – diam maupun terang – terangan menjadi perhatian dan perbincangan serius di kalangan masyarakat Makkah. Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW tidak mempunyai dasar dan tujuan yang jelas. Oleh karena itu mereka tidak peduli dan menentang habis – habisan hingga Islam lenyap dari Makkah, mereka menghina, mendzolimi, dan mengancam akan membunuh Nabi dan para pengikutnya. Dalam menghadapi tanggapan yang tidak menyenangkan dan rintangan yang tidak ringan ini, Rasulullah SAW tetap terus berda`wah tanpa ada rasa takut dan gentar, meskipun beliau bertaruh nyawa.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya