Ucapan Ketika Mengalami Musibah
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim Nabi SAW bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang mengalami musibah, lalu ia mengucapkan (sesuai dengan) ucapan yang diperintah oleh Allah kepadanya (yaitu): “إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُون اللّهُمّ أْجُرْنِىْ فِى مُصِيْبَتِى وَأخْلِفْ لِىْ خَيْرًامِنْها ” (inna lillahi wainna ilahi roji`uun, Allahumma`jurniy fii mushiibatiy wakhlifliy khoiron minha), kecuali Allah akan menggantikan yang lebih baik untuknya.
Jika seseorang mendapat musibah yang berat maka hendaknya ia mengingat musibah yang pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW, karena musibah beliau jauh lebih berat dari pada musibah yang dialami oleh umatnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thobroni dan Baihaqi. Nabi SAW bersabda: Jika salah seorang dari kalian mengalami suatu musibah, maka bandingkanlah musibahnya dengan musibahku, karena musibah (yang aku alami) adalah musibah yang terberat. Termasuk ujian atau cobaan yang berat adalah tetap terus berbuat kebaikan dan kemaslahatan serta istiqomah dalam perjuangan meskipun situasi kurang nyaman dan serba kekurangan, sebagaimana yang pernah dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yaitu beberapa waktu setelah hijrah dari Makah ke Madinah, orang-orang mukmin hidup dalam kekurangan, karena harta benda yang dimilikinya tertinggal di Makah dan Madinah pada saat itu sedang ada wabah penyakit demam yang menular dan mengancam kematian. Namun meskipun keadaan demikian, para sahabat tetap sabar dan tetap taat, begitu pula ketika kafir Quraisy berkoalisi dengan Yahudi Madinah dalam Perang Tabuk dan Perang Khondaq para sahabat tetap terus berjuang untuk menghalau musuh-musuh agama Allah, meskipun mereka dalam keadaan sangat kekurangan, sehingga mereka hanya mengisi perutnya dengan beberapa butir kurma.
Ulā`ika ‘alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah, wa ulā`ika humul-muhtadụn
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al-Baqoroh:157).
Ibnu Abbas berkata : kata صلوات artinya مغفرة (ampunan) dan menurut Azzujaj الصلاة من الله adalah الغُفران والثناءُالحسن (ampunan dan pujian yang baik), dan arti رحمة menurut suatu pendapat كَشْف الْكُرْبةوقَضَاءِالْحَاجة (hilangnya kesulitan dan terpenuhinya kebutuhan).
Maksud ayat ini adalah : Orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah, maka mereka akan mendapat tiga balasan dari Allah SWT, yaitu pertama akan mendapat ampunan dan pujian yang baik dari Allah, kedua kesulitannya akan hilang dan terpenuhinya kebutuhan dan ketiga Allah akan memberinya hidayah atau petunjuk ke jalan yang haq dan benar.
Orang-orang yang sabar akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (الذين فازُوْابخيري الدنياوالاخرة ).
Namun sabar yang akan mendapatkan balasan yang besar itu adalah sabar ketika awal datangnya musibah atau malapetaka ( عند صدْمة الاوْلى). Dalam sebuah hadis riwayat Bukhori, Nabi bersabda: “Kesabaran (yang mendapat pahala besar) adalah yang ada pada saat musibah baru saja menimpa.” (*/bis/ida/bas)
(Penjelasan ini diambil dari beberapa kitab tafsir, antara lain Tafsir Thobari, Tafsir Qurtubhi, Tafsir Maroghi, Tafsir Baidhowi, Tafsir Showi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Ma`tsur)