RADARSEMARANG.COM, Pati – Alumni SMA N 1 Pati, Jawa Tengah, Angkatan 1993 berkolaborasi dengan Alumni Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati di Bandung dan elemen masyarakat lainnya mendonasikan ratusan Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat kepada tim medis di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Kolaborasi tersebut juga dilakukan bersama Mohammad Hatta Center, Alumni Beasiswa Indonesia Bright, Alumni SD Tlogowungu 1 Pati dan donatur individu lainnya dengan maksud membantu kebutuhan tim medis dalam masa pandemi Covid-19.
“Jadi APD itu sangat penting sebagai pelindung diri bagi tenaga medis agar virus itu tidak bisa masuk. Sehingga tim medis dapat melanjutkan tugasnya membantu warga yang terpapar oleh Covid-19,” kata Koordinator Tim Gerak Cepat Alumni Pati, Moch Nunung Kurniawan.
Adapun tim medis yang telah dibantu ada di 22 lokasi yakni tiga Rumah Sakit di Pati, satu Rumah Sakit di Semarang, satu Rumah Sakit di Kebumen, 13 Puskesmas di Pati yang banyak perantaunya, satu Puskesmas di Cilacap, satu Rumah Sakit di Lumajang Jawa Timur, satu Puskesmas di Tuban Jawa Timur dan satu Puskesmas di Indramayu Jawa Barat.
“Jadi sejak akhir Maret 2020, Kami mencoba dengan kemampuan yang kami punya untuk segera membantu rekan-rekan tim medis pada masa pandemi korona ini karena memang hasil pengecekan di lapangan mereka sangat membutuhkan bantuan APD,” tambahnya.
“Namun apapun itu, kolaborasi ini juga menunjukkan bahwa gotong royong masih merupakan nilai utama dalam masyarakat kita,” tambahnya.
Secara teknis yakni adanya tiga inisiator via chat untuk menggerakkan kolaborasi, kemudian sumbangan APD harus langsung ke tim medis. Dan APD yang dibeli telah lulus uji APD (Baju Hazmat) minimal dari Balai Tekstil bekerjasama dengan BNPB.
Selanjutnya, penyerahan APD cukup dikirimkan via kurir tanpa kehadiran pemberi donasi untuk mengeliminasi kemungkinan terpapar korona. Penerima bantuan berfoto bersama bantuan serta eksekusi bantuan harus cepat karena virus korona juga bergerak sangat cepat.
“Jadi donasi itu kami kumpulkan dalam waktu 2-3 hari, lalu kita beli APD ke penjual. Penjual APD langsung kirim ke tim medis yang membutuhkan. Maksimal dalam waktu 1 minggu APD sudah sampai ke tim medis, bahkan ada yang lebih cepat yaitu 3 hari sampai,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya mengharapkan agar gerakan yang sifatnya kolaboratif atau gotong royong seperti ini perlu terus didorong dan diangkat ke publik tidak hanya dalam hal APD, tapi juga bantuan sosial lain kepada yang terdampak kebijakan terkait korona. “Tentunya dengan adanya gerakan ini bisa menjadi contoh bagi yang lain dan menjadi virus yang positif dalam membantu sesamanya,” pungkasnya. (hid/bas)