RADARSEMARANG.COM – Cari kuliner Malaysia di Salatiga? Ada kok. Salah satunya di Langit Senja Café. Tepatnya di Jalan Fatmawati, Blotongan. Jalan Raya Salatiga-Semarang.
Selain memiliki suguhan menu khas negeri Jiran, kafe ini juga sangat cocok untuk nongkrong atau sekadar chill bersama teman atau keluarga. Mengingat lokasinya cukup jauh dari kebisingan kendaraan jalan raya dan berada di perbukitan.
Menuju ke lokasi memang harus pasang mata jeli karena papan tulisan cafe yang tidak terlalu besar. Selain itu, masih harus masuk gang sejauh 300-an meter.
Dulu, tempat ini dikenal sebagai penginapan Kampoeng Bali. Kemudian menjadi cafe Momen Senja. Namun sejak dua bulan terakhir, berubah menjadi Langit Senja. Karena pengelolaan menjadi satu manajemen dengan Langit Senja (Bumi Kayom) yang berada di Canden, Kutowinangun.
Meski satu naungan, namun keduanya menampilkan menu yang berbeda. Di Blotongan, bisa menjumpai menu ala Malaysia seperti nasi lemak, mie mamak dan kari laksa. Bahkan sudah ada teh tarik cendol, meski belum di-launching.
Ketiga menu ini memang enak. Nasi lemak mempunyai beberapa varian. Nasi lemak ayam kremes, nasi lemak rempah, hingga nasi lemak telur. Harga varian nasi lemak mulai 38k sampai 50k.
Nasi lemak rasanya gurih. Hampir mirip nasi liwet di Solo atau nasi ayam di Semarang. Meski agak berbeda rempahnya. Nasi lemak cocok dimakan dengan teri medan, kacang serta ayam. Rasanya mencampur pas saat di kunyah.
Kemudian ada kari laksa. Makanan itu berupa mie dengan kuah santan seperti kare. Kuahnya lebih kental. Dibuat dengan mie gandum, penyajian ditambah dengan telur rebus, bakso ikan, udang, tauge. Selain itu juga ada potongan tahu pong yang memiliki rasa kari. Harga untuk satu porsi 40k.
Dan satu menu lagi adalah Mee Mamak. Sekilas mirip mi Aceh. Atau mi goreng. Bahannya juga menggunakan mi gandum. Dengan topping telur dan potongan tahu pong juga. Per porsi dibandrol 37k.
Aktor di belakang menu Malaysia ini adalah Ulin Nuha. Ia adalah penanggungjawab kafe sekaligus chef. Pengalamannya selama 12 tahun menjadi koki di Pak Li Kopitiam Malaysia di aplikasikan di sini.
“Menu memang hampir sama dengan aslinya. Bahan baku rempah, masih beli langsung dari Malaysia melalui pembelian online,” tutur Ulin Nuha. Sementara bahan yang lain, bisa ditemukan di Indonesia.
Kemiripan dengan menu masakan Indonesia, diakui hanya sebagian. Namun cita rasa dan kandungan rempahnya yang membedakan. “Misalnya nasi lemak, kandungan lemaknya sangat sedikit karena kalau di Malaysia untuk makan keseharian sehingga minim kolesterol,” jelasnya.
Sementara kari laksa, meski kuahnya kental namun tidak semua berasal dari santan. Ada campuran susu juga. Sehingga orang tidak perlu takut mengkonsumsinya.
Selama Ramadan, Langit Senja buka hingga jam 22.00. Namun, ke sana memang enak di waktu senja. Suasana perbukitan di tambah tempat yang asri menjadikan betah untuk nongkrong. Suasana outdoor lebih asyik. Karena berada di samping kolam renang.
Merasakan keramahan para staf menjadi keunggulan tersendiri. Seakan menjadi pelipur setelah merasakan akses masuk yang menanjak agak tajam dan akses parkir mobil yang belum terlalu besar. (sas/zal)