RADARSEMARANG.COM – Kedai Kopi Mbak Fuah menjadi salah satu tempat favorit berbagai kalangan di Kabupaten Demak. Sekedar melepas penat, bertukar pikiran dan bahkan gagasan unik lahir dari cafe tersebut.
Tempatnya memang cukup sederhana. Tetapi cukup asyik untuk berkumpul. Tak heran jika menjadi tempat jujukan berbagai kalangan. Mulai elemen politisi, jurnalis, anggota dewan, pegiat sosial, para aktivis mahasiswa maupun masyarakat umum.
Di cafe ini, menyediakan berbagai menu makanan. Tetapi yang spesial adalah kopi jahe gepuk. Jahe asli yang dibakar yang kemudian dicampur dan diminum bercampur kopi tersebut. Karena itu, tempat ini menjadi lokasi yang digemari banyak orang untuk sekedar nongkrong, atau diskusi kecil-kecilan. Banyak isu-isu publik diperbincangkan di warung kopi ini.
Dulu, tempat ngopi ini dikelola Mbak Tun. Lantaran telah meninggal, usaha bisnisnya kemudian diteruskan saudaranya, Marfuatun, warga Desa Krapyak Tengah, RT 7 RW 12, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak Kota.
Kopi jahe gepuk racikan Mbah Fuah menjadi klangenan anak-anak muda yang berpikiran progresif. Sehari bisa jual puluhan gelas kopi, termasuk kopi jahe gepuk. “Kopi jahe menghangatkan badan. Betul-betul fresh,” kata Pegiat Sosial Keagamaan di Demak, Abdul Ganjur.
Keberadaan kedai kopi seperti ini dalam sejarahnya bisa menjadi tempat penyalur aspirasi masyarakat. Kedai kopi juga menjadi tempat paling enak untuk menyampaikan uneg-uneg atau pendapat. Sebab, sambil minum kopi, berbagai tema yang menjadi opini publik bisa dibahas seketika dalam satu tempat di kedai kopi seperti itu. “Dulu, kedai kopi ini dirintis oleh Mbak Tun. Sekarang, saya yang meneruskan,”ujar Mbak Fuah.
Dia bersyukur, kedai kopinya menjadi tempat yang nyaman untuk sekedar ngopi berbagai kalangan. Menu spesial selalu diburu banyak pengunjung yang datang. Bahkan, karena tempatnya yang asyik membuat siapa saja yang datang langsung betah. Sekedar nongkrong, atau menghabiskan waktu bareng teman, sahata atau kolega. “Kopi jahe gepuk selalu kita sediakan. Ini menjadi favorit disini,”ujarnya. (hib/fth)