RADARSEMARANG.COM – Nasi Kropohan merupakan kuliner legenda khas Demak. Nasi Kropohan dipercaya salah satu makanan yang disukai Raja atau Sultan Demak. Kuliner ini memadukan antara daging kerbau dan labu putih dengan dibumbui dengan cabai.
Meski kuliner legendari, tidak banyak masyarakat menjadikan nasi kropohan sebagai konsumsi sehari-hari. Salah satu tempat yang selalu menyediakan olahan nasi kropohan adalah Reinz Cafe. Resto di kawasan Kota Demak ini bahkan sudah menjadikan nasi kropohan sebagai menu khusus atau spesial.
Ciri khas nasi kropohan adalah daging kerbau dan labu putih. Nasi Kropohan biasanya disajikan sederhana. Sepiring nasi disajikan bersama semangkuk sup berisi daging kerbau dan labu putih. Bagi pecinta pedas, juga disediakan cabai yang masih.
Meski terlihat sederhana, rasa dari Nasi Kropohan ini tidak bisa dibilang biasa. Daging kerbau yang diolah sedemikian rupa membuat teksturnya menjadi empuk dan mudah ditelan. Terasa asam manis pas cocok buat khalayak. Terdapat pula daun kedondong untuk menggerus kolesterol.
Sementara labu putih yang menemani daging terasa segar di mulut dengan bumbu yang meresap. Rasa bumbu rempah bawang putih terasa lezat. Sensasi kuahnya sedikit tapi terasa banget membuat pecinta kuliner pasti ketagihan dengan nasi kropohan. “Nasi kropohan ciri khasnya daging kerbau. Zaman dulu menjadi kesukaan raja-raja Demak Bintoro. Karena itu, kuliner ini menjadi warisan leluhur,” Manager Reinz Cafe, Agus Setyono
Ia sengaja menjadikan nasi kropohan sebagai menu favorit karena ingin menonjolkan kearifan lokal. Sebab, kropohan ini adalah makanan khas Demak. Apalagi nasi kropohan belum banyak dieksplorasi para pecinta kuliner. “Jadi, selain mengenalkan masakan lokal juga ingin menunjukkan dari sisi kesejarahan dari adanya nasi kropohan,” ujarnya.
Kuliner khas Kota Wali ini memang masih tetap menjadi incaran. Tapi masih jarang yang buat nasi kropohan. Biasanya, warga memasak nasi kropohan saat punya hajat pernikahan, sunatan atau acara tertentu.
Marketing komunikasi Renz Cafe, Abdul Aziz menambahkan, kropohan memang memiliki jejak sejarah di Demak. Juga pernah dikenalkan duta wisata Demak dalam berbagai even kepariwisataan. “Yang jelas, kesukaan para raja terdahulu. Menu kropohan yang kami sajikan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat,”ujarnya.
Aziz menambahkan, untuk racikan bumbu selalu tersedia. Untuk sayuran tiap hari juga beli. Kondisinya selalu fresh. Kalau masaknya butuh 10 menit. Untuk mempermanis tampilan kropohan, maka dikasih garnish dari daun seledri dan parsley. “Konon, ada bahan labu atau waluh putih sebagai bahan utama diterjemahkan sebagai Lafal Wala Haula Wala Quwata Illah Billah,” ujarnya. (hib/fth)