RADARSEMARANG.COM – Mie pangsit gepeng pak Totok sudah berdiri sejak tahun 1970. Cira rasa gurihnya bikin pelanggan nagih dan tak pernah berubah sampai sekarang.
Tempatnya terlihat cukup sederhana. Berada di Cilosari, Kaligawe Kota Semarang. Hanya bisa menampung 15 pengunjung. Tapi hampir setiap hari mie pangsit gepeng pak Totok tak pernah sepi pengunjung. Banyak yang ketagihan dan sudah menjadi pelanggan tetap di tempat ini.
Saat ini, bisnis mie gepeng ini dikelola Totok, 60. Merupakan generasi kedua. Dibantu sang istrinya Sriatun. Bisnis ini awalnya dirintis sang ayahnya, dimulai dengan jualan berkeliling di sekitar Kalisari, Semarang. Kemudian sekitar tahun 1970 mulai mendirikan warung mie pangsit gepeng di Cilosari, Kaligawe Semarang. “Sejak saat itu terus menetap disini,” kata Totok.
Sebenarnya, mie gepeng banyak ditemui. Tetapi yang membedakan, pada kuahnya. Dengan mengandalkan gurihnya kaldu ayam dicampur geprekan bawang dan cabai serta bumbu kuah asin membuat mie ini kaya akan rasa. Selain itu, tekstur mie kenyal dan mudah dikunyah membuat pelanggan suka dan ketagihan. “Kalau untuk bahan-bahan semua dibuat sendiri, termasuk mie gepeng saya buat sendiri agar cita rasa tetap terjaga,” ujarnya
Cita rasa dengan bumbu warisan membuat warung mie ini selalu ramai dikunjungi pelanggan. Saat ramai bisa menghabiskan sampai 7 kg tepung gandum. Seharinya bisa menghabiskan sampai 90 porsi. “Saya pernah ada pesanan dari Jakarta dan Pekalongan. Ya mereka sudah langganan sejak lama,” tambahnya.
Cita rasa mie gepeng ini memang membuat nagih. Ada asin, gurih dan kenyal membuat pelanggan tak pernah berpaling. Bagi yang ingin mencicipi, bisa datang setiap hari mulai pukul 15.00 WIB – 22.00 WIB. Harga mie pangsit gepeng hanya Rp 7 ribu per porsi. Ada dua pilihan yaitu kuah dan kering dengan dilengkapi suwiran ayam dan pangsit. “Sudah tahunan langganan. Mie gepeng ini meski murah tapi rasanya tidak murahan. Apalagi porsi yang banyak membuat pelanggan senang,” aku Jepang, 57, warga Cilosari.
Jika ingin toping tambahan, ada tempe goreng dan potongan ayam abang yang harganya berkisar dari Rp 3 ribu sampai Rp 8 ribu. “Puas rasanya, karena dari dulu sampai sekarang rasanya tak berubah,” tambahnya. (mg16/mg18/fgr/fth)