26 C
Semarang
Wednesday, 22 October 2025

Es Puter Conglik Semarang, 30 Tahun Bertahan dengan Cita Rasa Khas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Es Puter Conglik salah satu kuliner legendaris yang tetap bertahan sampai sekarang. Beroperasi sudah 1992 Es Puter Conglik yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan No. 11, Karangkidul, Semarang Tengah tetap diburu pelanggan. Sudah 30 tahun, tetapi cita rasa tak pernah berubah.

Nama Conglik bermula dari nama panggilan Imam Suharto, 54. Dulunya merupakan kacung cilik (pembantu kecil) dari seorang berkebangsaan Jepang, yang disingkat conglik. Aartinya anak kecil yang pintar mencari uang. Sejak kecil Ia sudah membantu penjual es krim asal Pekalongan keliling kampung. Setelah itu, ia menabung untuk membeli peralatan sampai akhirnya berhasil memiliki usaha Es Puter Conglik.

Es Conglik digemari karena ada cita rasa khas. Yaitu perpaduan santan dan pandan serta isian melimpah, seperti kolang kaling, roti tawar, mutiara, dan kelapa. Bahkan, pemiliknya terus berinovasi agar Es Puter Conglik tetap digemari kawula muda. Dengan berbagai macam rasa, seperti durian, coklat, dan alpukat.

Menu andalan jelas kelapa muda dan alpukat. Untuk menjaga cita rasa hanya bahan-bahan alami yang aman. “Kalau inovasi terus dilakukan, agar tetap bisa bertahan dan tetap digemari anak-anak muda,” kata Imam

Pengunjung selalu berdatangan untuk menikmati es conglik. (FINNY ADHANI/ RADARSEMARANG.COM)

Pelanggan dapat memilih dua rasa sekaligus. Untuk harganya mulai Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu per porsi. Tergantung rasa apa yang dipilih. Uniknya, warung es ini buka pukul 18.00 WIB – 22.00 WIB. “Saya tidak berjualan siang karena es puter lebih gampang meleleh. Meski malam tetap saja ramai dan banyak dicari anak-anak muda,” ujarnya.

Sejumlah tokoh nasional pernah mencicipi kelezatan es Conglik. Mulai Chris John, Kaesang, Permadi dan sejumlah pejabat lain sengaja berkunjung untuk mencoba Es Puter Conglik.

Cita rasa yang Khas dan menjadi primadona, membuat Es Puter Conglik pernah mendapatkan penghargaan berupa piala dan sertifikat di salah satu acara yang diadakan di Lawang Sewu. Ia mengaku usahanya tidak selalu berjalan mulus.

Saat musim hujan pengunjung berkurang. Tapi hal itu tidak membuatnya menyerah. “Ya namanya usaha tetap harus konsisten, dan buktinya sudah 30 tahun tetap banyak pelanggan yang datang,” tambahnya. (mg15/mg19/fth)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya