RADARSEMARANG.COM – Bagi kalian yang asli Semarang mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Gilo-Gilo, yaitu penjual yang menjual berbagai macam makanan. Kita dapat menemui penjual Gilo-Gilo di pinggir-pinggir jalan.
Adapun makanan yang dijual cukup beragam. Seperti buah-buahan, gorengan, sate-satean dan jajanan lainnya yang sering kita temui di angkringan. Untuk harganya dibandrol cukup murah, hanya Rp 1.000 sampai Rp 3.000
Disebut Gilo-Gilo karena Gilo-gilo merupakan kata serapan dalam bahasa Jawa yang berarti iki lho ono, iki lho ono (ini ada, itu juga ada). Seiring waktu, pengucapannya berubah menjadi Gilo-gilo.
Salah satu penjual Gilo-Gilo cukup legendaris adalah di Jalan Iamam Bonjol Semarang atau di sekitaran wilayah Stasiun Poncol Semarang. Sugeng sudah berjualan Gilo-Gilo selama kurang lebih 12 tahun. “Saya berjualan Gilo-Gilo ini sejak tahun 2010. Kalau dulu itu berkeliling, sekarang dagangnya sudah menetap,” katanya.
Penjual Gilo-Gilo biasanya membuka lapak dagangannya di waktu sore hari dan tutup jam 12 malam. “Sebagian makanan yang dijual disini itu titipan orang, nanti sistemnya bagi hasil,” jelasnya.
Para penikmat jajanan Gilo-Gilo mengambil sendiri makanannya dan memakannya langsung di tempat, kemudian membayar di akhir. Namun, ada juga sebagian orang yang membeli lalu di bungkus.
“Pilihan makananya banyak, harganya juga murah meriah. Sudah menjadi langganan disini” ungkap Edi salah satu pembeli Gilo-Gilo. (mg7/bas)