RADARSEMARANG.COM – Singgah di Pekalongan kurang afdol rasanya jika tidak mencicipi Nasi Uwet. Kuliner olahan dari daging kambing khas yang tidak bisa ditemui di daerah lain.
Nasi uwet merupakan olahan jeroan dan daging kambing. Disajikan dengan nasi hangat plus megono. Sekilas seperti gule, tetapi tidak pakai santan, kunyit dan sereh. Diganti dengan kecap. Jeroan dan daging diikat dengan usus kambing. Dan itulah yang membuat makanan ini dinamai “uwet”.
Nasi Uwet Haji Zarkasi merupakan warung legendaris. Lokasinya di Jalan Sulawesi nomor 5, Kota Pekalongan. Warungnya sederhana. Tidak besar. Tetapi, nyaris setiap hari tidak pernah sepi. Sudah ada sejak tahun 1959.
Tekstur dagingnya sangat lembut. Perpaduan daging dan jeroan membuat sekali usap langsung nagih. Kuah gurih, sedikit asin dan asem. Membuat pecinta kuliner berkuah wajib mencicipinya. “Daginya empuk, dan cita rasanya enak. Tempatnya sangat terasa,” kata seorang pecinta kuliner Karina, 25, dari Jakarta.
Ia baru pertama mencicipi kelezatan Nasi Uwet Haji Zarkasi. Sebenarnya hanya ingin jalan-jalan dan mengamati Kampung Pecinan. Tetapi karena penasaran dengan kuliner legendaris itu akhirnya ia memutuskan langsung mencobanya. “Dagingnya tidak prengus. Namanya uwet tapi rasanya tidak ruwet,” tambahnya.
Zaenudin anak pertama Haji Zarkasi meneruskan usaha sejak sang ayah berpulang 2010. Tapi sejak kecil, ia sudah membantu berjualan. “Warung ini ada saat saya baru berusia satu tahun. Saya mulai bantu, ya, ketika remaja,” ucapnya.
Nasi Uwet merupakan olahan jeroan dan daging kambing yang disajikan dengan nasi hangat plus megono. Jeroan dan daging diikat dengan usus kambing. “Iya, diuwet-uwet pakai usus. Jadi namanya nasi uwet,” tambahnya.
Untuk proses pembuatan nasi uwet sebenarnya tidak begitu rumit. Daging kambing yang sudah dicuci bersih, direbus hingga empuk. Setelah empuk, bumbu serta rempah dimasukkan. Bumbunya hampir sama dengan bumbu gulai. Bedanya, tidak menggunakan santan, tidak pakai kunyit, tidak pakai serai. “Diganti dengan kecap,” akunya.
Untuk pelanggan dari berbagai kalangan. Mulai bawah, menengah hingga kalangan atas. Sejumlah artis dan pejabat pemerintah sering menikmati Nasi Uwet ketika sedang di Pekalongan. Nasi Uwet H Zarkasi tidak pernah menggunakan bumbu-bumbu instan atau pabrikan. Sejak awal tidak pernah pakai penyedap rasa. Jadi hanya pakai bumbu tradisional semua. “Jadi cita rasanya tetap terjaga,” tambahnya. (nra/fth)