RADARSEMARANG.COM – Bagi kalian pecinta bakso dan sensasi pedas, patut mencoba kuliner serba bakso di wilayah Demak ini. Namanya Bakso Klenger Om Badut. Sedikitnya ada 12 menu olahan bakso yang ditawarkan.
Ada klenger ndower, klenger bom, klenger tobat gusti, klenger baby lobster, klenger ancaman setan, klenger mercon, klenger rusuk setan, klenger dunia akherat, klenger gusti, klenger raksasa, klenger jumbo dan klenger lainnya. Kuliner itupun menjadi jujukan pecinta bakso.
Tidak hanya dari sisi nama saja yang membuat orang geleng kepala. Namun, sensasi cita rasa dan ukuran bakso yang demikian besar juga turut memicu penasaran pecinta bakso jumbo. Harganya pun cukup sensasional. Mulai Rp 13 ribu hingga Rp 2 juta per porsi. Bahkan, ada yang pesan dengan harga Rp 5 juta per porsi.
Harga Rp 5 juta dapat bakso seberat 55 kilogram untuk makan 150 orang. Adapula yang pernah pesan minta dibuatkan bakso klenger seberat 25 kilogram dengan harga Rp 2 juta untuk dimakan 60 orang. Sedangkan, harga Rp 1 juta dapat bakso seberat 12 kilogram.
“Dalamnya daging dan tetelan. Betul-betul klenger tenan. Porsinya besar. Ada cabenya juga,” ujar Om Badut yang bernama asli Nur Iwan ini. Diakui, saat pandemi sedikit banyak, pendapatan berkurang. Meski begitu, Om Badut tetap bangkit dan optimistis untuk mengembangkan usahanya.
Iwan menambahkan, dari beraneka ragam bakso klenger dengan harga variatif itu, para pelanggan biasanya lebih suka bakso klenger yang harganya antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per porsi. “Itu favorit bagi penyuka bakso,” ujarnya.
Ia juga kreatif dengan membuat bakso lobster. Lobster tawar tiap hari ready kerja sama dengan anak-anak kreatif Demak. Harga bakso klenger lobster antara Rp 20 hingga Rp 25 ribu per porsi.
“Tiap hari habis. Karena itu, jualannya tidak sampai malam,” kata Iwan yang juga pernah menjadi chef di Jakarta ini.
Untuk pembuatan bakso serba klenger ini, ia dibantu lima anak buah. Tiap Kamis libur. Hari itu digunakan untuk tradisi nyekar ke makam orang tua dan istirahat. “Kalau pas kerja butuh tenaga ekstra karena tamu banyak,”kata dia.
Sebagai owner, Iwan telah memulai usahanya itu sejak tiga tahun lalu. Setahun sebelum adanya pandemi Covid-19. “Saya dulu magician di Jakarta. Kerap tampil di TV. Kemudian, pulang kampung tetap menjadi magician. Hanya saja, dengan konsep yang beda. Jadi, badut keliling sekolah. Kita hibur anak anak TK,” katanya. Dari situlah, Iwan memberi nama usaha baksonya dengan bakso Om Badut.
Setiap hari Iwan memproduksi 35 kilogram bakso. Ia pun memproses sendiri. Kalau weekend (Sabtu Minggu) bisa membuat 50 kilogram. “Biasanya kita siapkan antara 400 hingga 500 porsi. Kombinasi daging sapi dan ayam,” terangnya.
Iwan mengatakan, usaha baksonya terus berkembang. Awalnya ia hanya bermodal Rp 150 ribu. Cukup beli daging sapi dan ayam untuk buat 1 kilogram gilingan bakso. Bahkan saat jualan d itepi jalan sempat nggak laku. “Kemudian, saya pindah di rumah ini (belakang Koramil Dempet). Alhamdulillah, pelanggan makin banyak,” ceritanya.
Banyak pelanggan yang heran. Tak jarang baksonya difoto lalu disebarluaskan ke media sosial. Akhirnya, banyak yang tahu kalau ada bakso klenger di belakang kantor Koramil Dempet ini. (hib/zal)