27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Tak Perlu Ngotot saat Menggigit Nasi Otot

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Megono memang cocok dikawinkan dengan masakan apapun. Salah satunya dengan otot sapi. Menu tersebut menjadi andalan di Warung Makan Kalong, Grogolan, Pekalongan. Olahan otot sapinya empuk dan lembut. Tak perlu ngotot saat menggigitnya.

Jika melintas atau singgah di Kota Pekalongan dan mencari nasi otot yang khas, Warung Makan Kalong pasti jadi salah satu yang direkomendasikan warga setempat. Warung milik Tri Mulyo, 35, itu, memang terkenal. Warung ini hanya buka malam, mulai pukul 18.00 hingga menjelang subuh. Itulah mengapa Tri Mulyo menamainya “Warung Kalong”.

Jumat (27/8/2021), baru pukul 20.00, warung itu sudah ramai. Tubuh Tri Mulyo nyaris tak terlihat karena dikerubuti pembeli. Mereka rata-rata membeli untuk dibungkus. Sedangkan wartawan koran ini bersama Yusuf, 34,  memesan untuk makan di tempat. Yusuf adalah perantau asal Temanggung yang sudah sering makan di sana.

Duduk selama 25 menit, pesanan baru bisa mendarat di meja. Wartawan koran ini memesan nasi otot plus megono. Yusuf memesan menu yang sama tetapi tanpa megono.

“Saya kurang cocok dengan megono. Kalau nasi otot, sejak pertama mencoba dulu, langsung suka,” katanya.

Tetapi kata si pemilik warung, sangat jarang orang memesan nasi otot tanpa megono. Kata dia, idealnya memang disantap dengan megono.

Yusuf tampak lahap makanya. Ia menambahkan gorengan dan kerupuk ke piring. Sebagai perantau yang sudah tujuh tahun tinggal di Pekalongan, ia sepakat nasi otot Warung Makan Kalong memang lezat.

“Dahulu penasaran apa itu otot. Ternyata urat kaki sapi. Saya kira dulu alot. Ternyata ini empuk, kenyal, dan lembut. Gak perlu ngotot menggigitnya. Pokonya jos gandos,” ungkap Yusuf.

Nasi Otot Warung Makan Kalong. (NANANG RENDI AHMAD/RADARSEMARANG.COM)

Kata Tri Mulyo, memasak otot sapi memang butuh perlakuan khusus. Agar kenyal dan tak alot, ia merebus otot selama tiga jam. Sekilas, kuah masakan ini seperti kuah rendang.

“Memang bumbunya mirip rendang, tapi kami tambahkan rempah-rempah lain yang bikin enak. Itu resep dari ibu saya,” ujarnya.

Saking terkenalnya, wrung makan yang berlokasi di Jalan H.O.S Tjokroaminoto, dekat Pasar Grogolan ini, dikunjungi semua kalangan. Bahkan banyak kalangan milenial menjadikan warung ini sebagai jujukan pengisi perut saat tengah malam. Hanya karena belakang ada kebijakan PPKM, Warung Makan Kalong tak bisa “ngalong” seperti biasanya.

“Kalau sudah tengah malam banyak anak-anak muda rombongan ke sini. Saya dengar dari teman, warung saya ini jadi pembicaraan di kalangan muda. Alhamdulillah,” jelas Tri Mulyo.

Warung makan ini juga pernah dikunjungi Wali Kota Pekalongan beberapa era. Baik era Basyir Ahmad (alm), Alf Arsan Djunaid (alm), Saelany Machfudz, hingga Wali Kota Pekalongan sekarang  Afzan Arslan Djunaid.

Tak hanya mereka, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga pernah mempir bersama rombongan Pemprov Jateng. Selain itu, politikus Partai Golkar Nusron Wahid juga sering mampir ke warung yang buka sejak tahun 2010 itu.

“Beliau mampir biasanya kalau habis sowan dari Habib Lutfhi,” kaya Tri Mulyo. (nra/zal)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya