31.4 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Asam, Asin, Pedas dari Inovasi Sambal Madura

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Ayam goreng bertabur irisan tomat hijau dan bawang. Sajikan cita rasa khas yang bikin pelanggan penasaran.

Suara gemericik air dari kolam ikan serta diiringi tiupan angin sepoi-sepoi membuat suasana di Djajanti Kitchen & Coffee asri dan sejuk. Ditambah adanya beberapa hiasan tanaman merambat dan tergantung di sekitar cafe ini. Djajanti Kitchen & Coffee terletak di belakang kawasan komplek Akpol, tepatnya di Jalan Semeru Raya no.4B Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Kafe ini menyajikan salah satu menu makanan khas Indonesia yakni nasi ayam dan bebek madura.

Ayam dan bebek goreng yang tersaji memiliki keunikan tersendiri yakni menggunakan sambal madura. Berbeda halnya dengan penyajian sambal pada umumnya yang menggunakan cobek dan tekstur sambal yang diulek. Sambal ini hanya berisi irisan tomat hijau, bawah putih, bawang merah, teri, kacang dan bumbu rahasia yang mengguyur di atas hidangan sehingga memberikan kesan segar dan lezat. Apalagi saat disantap selagi masih hangat, kita bisa merasakan tekstur tomat hijau yang terasa gurih.

Demas Haryo Bismantoko, pemilik djajanti Kithcen & Coffe menceritakan, awal mula ia membuat sambal ini ketika berkunjung ke Madura. Ia merasa ingin membuat inovasi baru dengan ciri khas rasa bumbu madura yang asam, asin dan pedas namun tetap bisa dinikmati semua kalangan.

“Kalau dikatakan mirip dengan yang di Madura ya tidak. Soalnya bahan dasarnya pun berbeda seperti tomat Surabaya dan Semarang saja beda rasanya. Bawang merah dan putihnya pun semuanya beda,” ujarnya.

Rio, sapaan akrabnya, mengatakan, bahan dasar sambal yang ia buat dari berbagai daerah. Seperti bawang merah dan bawang putih dari Brebes dengan cita rasa pedas dan gurih. Sedangkan tomat berasal dari Semarang, memiliki rasa yang asam berbeda dengan tomat di Surabaya yang terasa manis.

“Paling enak sih kalo dimakan pas masih hangat soalnya tomat hijaunya masih segar, kalau tidak hangat tomatnya layu dan bisa bikin rasanya jadi berbeda,” jelasnya

Ia sudah merintis bisnis nasi ayam dan bebek madura ini sejak 2018 lalu di salah satu warungnya yang bernama Sobek (Sego Bebek) bertempat di Tembalang Kota Semarang. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, warung tersebut sengaja ditutup dan sekarang menu nasi ayam madura tersebut dapat dinikmati lagi di Djajanti Kitchen & Coffee. “Dulu waktu masih di warung Sobek Tembalang bisa habis 100 porsi lebih. Walaupun sudah pindah di sini ternyata peminatnya masih banyak, dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 50 porsi,” katanya.

Untuk mendapatkan nasi ayam madura ini, Djajanti Kitchen & Coffee menjual satu porsi nasi ayam madura dengan harga Rp 30 ribu. Sedangkan untuk bebek madura dijual dengan harga Rp 40 ribu.

“Biasanya kebanyakan yang beli anak muda. Soalnya pada penasaran sama rasanya. tapi ada juga orang tua yang memang sudah langganan di sini,” ungkap salah satu pegawai Djajanti Kitchen & Coffee Fajar Nata. (mg2/mg3/ton/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya