RADARSEMARANG.COM – Warung makan legendaris milik keluarga Mbak Tun Ungaran sudah dikelola generasi ketiga. Hanya buka di waktu tertentu dalam hitungan kalender Jawa.
Warung Sate Kambing Mbak Tun terletak di belakang Pasar Babadan, Ungaran. Bila ingin berkunjung untuk memanjakan lidah, jangan lupa membuka kalender yang memiliki hitungan pasaran Jawa. Maklum, warung legendaris ini hanya buka di hari pasaran Wage dan Legi. Buka dari pukul 07.00 hingga 15.00.
Buka hanya 13 hari dalam sebulan, membuat banyak pihak yang menduga hal-hal aneh. Apalagi warung ini hampir tak pernah sepi. Padahal kenyataannya tidak demikian. Waktu jualan ini menyesuaikan jadwal buka Pasar Babadan di tahun 1970-an yang memang hanya buka pada Wage dan Legi. Kebiasaan tersebut tetap dipertahankan meski pasar sudah buka tiap hari. “Sampai sekarang juga tidak ada yang kami ubah,” ungkap Lilik Alfiah ketika ditemui di warung tersebut.
Lilik merupakan generasi ketiga yang saat ini mengelola Warung Sate Kambing Mbak Tun. Sehari, Lilik menyiapkan sekitar 500 porsi. 12 ekor kambing muda disembelih. Biasanya semua ludes hanya dalam waktu 6 jam.
Apalagi untuk masakan iga dan sumsum. Ia hanya menyediakan 30 porsi. “Jam 9 biasanya habis,” lanjutnya sambil menunjukkan panci kosong bekas masakan iga kambing bakar.
Warung tersebut awalnya hanya berjualan sate. Namun karena banyaknya permintaan menu lain, akhirnya gule, tengkleng, iga bakar hingga olahan ayam disediakan. Menu kambing dijual dengan harga Rp 35 ribu per porsi. Sedangkan menu ayam mulai dari Rp 15 ribu per porsi.
Di hari selain Wage dan Legi, sebenarnya pelanggan juga bisa menikmati masakan Warung Sate Mbak Tun. Tapi bukan di warung, melainkan di rumah Lilik. Olahan kambing dikemas frozen hingga bisa bertahan 14 hari.
Salah satu pengunjung Albert Risky asal Semarang mengaku selalu menyempatkan diri sebulan dua kali menyambangi warung tersebut. Menurutnya sajian iga bakar terenak yang pernah dinikmatinya hanya warung tersebut. Ia pun juga rela datang pukul 7 tepat untuk bisa menikmati iga kambing. “Bisanya hari Jumat, Sabtu dan Minggu saja karena lainnya kerja. Gak papa bela-belain dari rumah jam 06.00 demi urusan perut,” timpalnya diikuti suara tawa. (ria/ton/bas)