Sedangkan outdoornya, ada beberapa spot. Satu dilengkapi dengan kanopi yang terdapat lima meja kursi makan. Spot lain langsung di bawah langit dengan delapan meja bekas lori pengangkut tebu di pabrik gula.
Di belakang, ditambah pula tempat duduk tangga. Sangat cocok untuk menikmati akustik karena berhadapan dengan panggung konser mini. Sebagai fasilitas tambahan, pihaknya juga menyediakan mushola.
Tempang asyik ini sekaligus sebagai pengembangan bisnis dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Dengan mengeksplorasi sumber pendapatan di luar core business perkebunan. Sebelum dibangun, lokasi ini menjadi tempat terkumuh di kawasan Kota Lama.
“Kami memanfaatkan aset untuk dijadikan resto. Dulu sangat kumuh lalu kami sulap. Untuk bahan baku kami dari hasil perkebunan seperti kopi, gula, teh,” ujarnya.
Tidak hanya menawarkan keindahan tempat, tetapi menu yang disajikan cocok di lidah. Mulai makanan tradisional sampai menu western. Untuk minumannya tersedia berbagai jenis kopi. Bisa memilih sesuai selera.
“Kelengkapan menu itu memang disediakan komplit karena restoran ini cocok untuk semua kalangan. Dari anak-anak hingga orang tua,” tambahnya.
Salah satu pengunjung, Marsha Ayunita mengatakan senang bisa nongkrong dan menikmati restoran ini. Baik dari menu maupun tempatnya sangat memuaskan. Terutama ada banyak spot yang bisa dibuat untuk foto, instagramable.
“Setiap sudut cukup menarik. Ditambah disini parkiran yang luas, itu poin penting,” tutur Wakil Ketua STIE Semarang ini didampingi rekan-rekannya, Gea, Sasha, dan Ella. (ifa/fth)