RADARSEMARANG.COM – Mau berlibur asyik bareng keluarga dengan keindahan alam? Curug Kedung Kudhu Kalipepe bisa menjadi pilihan. Airnya jernih dari lima sumber mata air dengan pemandangan alam yang indah.
Curug ini berada sekitar PDAM Moedal Pudakpayung, Banyumanik. Dengan tinggi 22 meter dan kedalaman sekitar 1,5 hingga 1,8 meter. Aliran air mengarah ke Kaligarang hingga Sungai Banjir Kanal Barat (BKB).
Lokasinya cukup sulit dijangkau dengan jalur cukup ekstrem. Melewati jalan setapak, hutan rimbun, dan tangga yang curam. Dengan jarak 1,5 kilometer dari jalan raya. Melewati daerah kasab dan ada salah satu yang menjadi tempat peninggalan Belanda, yakni PDAM dari Tuk Muda yang turun ke Semarang.
Capek dan lelah pasti dirasakan. Tetapi semua itu terbayar setelah sampai curug. Suasana gemericik air sangat terasa. Airnya jernih, dan dikelilingi bebatuan. Suara burung terdengar dan banyak pepohonan yang masih rindang di kiri-kanan sepanjang menuju lokasi.
“Curug ini dikelola Pokdarwis bersama Karang Taruna Pudakpayung. Terdapat paket wisata yang dibanderol Rp 70 hingga Rp 100 ribu,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Pudakpayung, Bruhari Lisdianto.
Curug Kedung Kudhu berasal dari lima mata air yang murni. Salah satu mata airnya diyakini sangat berkhasiat oleh masyarakat sekitar. Karena pernah salah satu warga pernah sembuh dengan minum air dari curug itu. “Warga meyakini bisa menambah awet muda. Untuk mempercepat menemukan jodohnya,” tambah Ketua RW 1 Pudakpayung ini.
Sebelum lokasi, pengunjung bisa menikmati wisata lain. Yakni vihara tertua yang menjadi tapak tilas. Dibangun dan disempurnakan sekitar tahun 1955. Di keliling vihara, ada dua pondok yang dijadikan meditasi. Satu bangunan untuk tempat istirahat bagi wisata.
Setelah dari vihara, ada ondo rante peninggalan Belanda yang harus dilewati 1,5 kilometer dengan jalan kaki lalu melewati jembatan diatas Kaligarang untuk bisa Curug Kedung Kudhu. “Curug ini merupakan destinasi ke empat, setelah vihara, ondo rante, dan jembatan,” ujarnya.
Lurah Pudak Payung, Pamirah, menambahkan, beberapa destinasi wisata tersebut merupakan suatu potensi. Ia berharap ada binaan dari Pemkot Semarang. Selain itu, CSR persilakan untuk dikembangkan karena cukup bagus.
“Jalan untuk menuju area memang masih tanah dan cukup licin. Kami minta dukungan dari semua pihak untuk mengembangkan wisata ini agar bisa lebih dikenal,” akunya. (fgr/fth)