RADARSEMARANG.COM – Tandur Space merupakan salah satu kafe yang unik di Kota Semarang. mengusung konsep bernuansa alam, bisa dijadikan tempat asyik buat nongkrong sambil belajar urban farming.
Kafe Tandur Space terletak di Jalan Menteri Supeno Nomor 1. Tepatnya di sebelah SMA Negeri 1 Semarang. Di setiap sudut kafe, bernuansa alam. Dilengkapi berbagai tanaman buah maupun sayur.
Tempat ini baru buka November 2021. Meski begitu, sudah banyak menarik perhatian pengunjung. Lokasinya strategis tengah kota dengan memiliki banyak tempat duduk outdoor maupun indoor.
Yang unik, bangunan utama dibuat dengan dinding kontainer. Begitu dapur yang memiliki tempat duduk di atapnya berkonsep kekinian dengan container hijau dan putih.
Di area outdoor terdapat kolam ikan dan instalasi tanaman sayur hidroponik. Diikuti sederet tanaman buah-buahan. Pelanggan dapat menikmati fasilitas space working, Wi-fi, musola, live music di akhir pekan, dan stan konsultasi urban farming gratis dalam sudut kafe.
Kafe ini dibuka dari hasil kolaborasi dengan Dinas Pertanian Kota Semarang. Sebelumnya merupakan lahan Urban Farming Center. Namun itu saja tak cukup menarik pengunjung untuk datang. “Kalau dibuat kafe, sasaran lebih luas, pelanggan kami bisa sekalian belajar urban farming,” ujar Manajer Kafe Bambang Wijanarto kepada RADARSEMARANG.COM.
Tandur Space memiliki menu signature andalan berupa kopi susu tandur. Pemilik kafe memiliki kebun kopi di pekalongan. Sehingga kopi robusta yang dibuat di sana merupakan hasil roasting sendiri. Selain itu menawarkan menu tradisional hingga western.
Mulai pecel, ayam, bebek, hingga sirloin, dan wagyu tersedia. Harga menu relatif terjangkau mulai Rp10-Rp40 ribu. “Sejauh ini, masih masa percobaan mengetes market dan meraba keinginan pembeli,” ujarnya.
Bambang dan timnya masih akan melakukan upgrade dari semua aspek. Termasuk menu, pelayanan, hingga kesesuaian dengan konsep go green. Namun hal itu harus dilakukan secara bertahap. Tekadnya tetap sama. Ia bersama Dispertan Kota Semarang ingin menjangkau mulai dari pelajar sampai pekerja untuk mau belajar urban farming. Ia harap dengan diawali dari membeli kopi, pembeli tertarik oleh tanaman hidroponik dan buah-buahan di sana.
Bahkan ada petugas Dispertan Kemal yang standby dari jam 8-3 sore yang siap ditanya soal urban farming “Kami ingin mengenalkan dunia urban farming, termasuk untuk generasi milenial. Jadi meskipun tinggal di tengah kota kita masih bisa berkebun,” tutupnya. (taf/fth)