RADARSEMARANG.COM – Curug Klenting Kuning, salah satu objek wisata di Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono. Curug ini cukup unik. Dinding air terjun berwarna karat, namun air yang mengalir cukup jernih.
Klenting dalam bahasa Jawa berarti kendhi, kuning dari warna dinding air terjun yang disebabkan oleh karat. Air terjun di lereng Gunung Ungaran ini memiliki ketinggian 8-10 meter.
“Kuningnya itu karena teyeng (karatan, Red) dari awal kita tahu ada curug ini ya warnanya sudah begitu, alami warna kuning,” jelas Mei, warga Desa Kemawi.
Tak hanya itu, ada kendi kecil yang mengaliri air dari curug.
Kedalaman air di dasar Curug Klenting Kuning mencapai satu meter. Namun ketika hujan turun, air curug akan surut.
Menuju curug ini tidak begitu sulit. Dari arah Bandungan menuju Sumowono ke Desa Kemawi. Jaraknya sekitar 22 kilometer. View sepanjang perjalanan cukup memanjakan mata. Khas lereng gunung. Lalu lintasnya cenderung sepi. Udaranya pun sejuk.
Pelancong tak perlu khawatir kesasar. Selain bisa menggunakan google map, ada papan penunjuk Curug Klenting Kuning. Mendekati lokasi, akses hanya bisa dilewati dengan satu mobil. Kurang lebih 500 meter.
Dari parkiran menuju curug hanya bisa ditempuh jalan kaki. Butuh waktu tiga menit untuk sampai ke curug. Nuansanya masih sangat alami. Tidak banyak sentuhan dari kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Kemawi, selaku pengelola objek wisata.
Keaslian dan keasrian tempat justru menjadi daya tarik wisatawan. Dinding curug yang berwarna seperti karat, dipadu dengan air terjun yang jernih, menghasilkan kombinasi yang apik untuk background foto.
Saat ini, Curug Klenting Kuning hanya buka pada Sabtu dan Minggu, mulai dari jam 10 sampai jam 5 sore. Tiket masuknya sangat terjangkau, pengunjung dikenakan biaya Rp 5 ribu, Rp 2 ribu parkir motor dan Rp 5 ribu untuk parkir mobil. Curug Klenting Kuning juga menjadi tempat favorit nge-camp siswa SD, SMP, SMA bahkan tentara.
Curug Klenting Kuning tidak hanya dinikmati wisatawan dalam negeri saja, namun juga mancanegara. Menurut warga sekitar, kealamian dan keasrian Curug Klenting Kuning yang menjadi daya tarik utama pengunjung.
“Awalnya cuma iseng-iseng kan ya mbak, terus akhirnya punya ide untuk dijadikan tempat wisata, dan dari desa juga mendukung,” ujar Elvi, petugas tiketing. (mg20/mg16/zal)