RADARSEMARANG.COM – Menjadi saksi bisu masa penjajahan Jepang. Namun kini, Gua Jepang menjadi salah satu objek wisata yang diburu.
Jalur menuju Gua Jepang ini cukup ekstrem. Namun bakal terbayar dengan pemandangan yang indah.
Gua ini berlokasi di Dusun Candi Promasan, Desa Ngesrep Balong, Kecamatan Limbangan, Kendal. Dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam dari pusat Kota Semarang (Tugu Muda). Satu jalur dengan objek wisata Kebun Teh Medini. Melihat medannya yang terjal, lebih cocok kalau perjalanan ditempuh dengan mobil jeep atau motor trail.
Dari Kebun Teh Medini, perjalanan memakan waktu 50 menit. Itu berdasar pengalaman koran ini, menggunakan motor. Lajunya pun santai. Jalan terjal seakan tak jadi soal, karena kita akan disuguhkan hamparan kebun teh dengan background pegunungan. Fix indah. Udaranya pun sejuk.
Titik Gua Jepang memang tak bisa dijangkau dengan kendaraan. Harus berjalan kira-kira 300 meter dari parkiran. Oiya, pengunjung akan dikenakan tiket Rp 5.000 per orang.
Gua Jepang ini berdiameter sekitar 1,5 meter. Panjangnya hanya 12 meter. Di dalamnya sangat gelap dan lembab. Disarankan membawa senter ketika menjelajah. Tapi jangan takut, Gua Jepang tidak dihuni binatang-binatang liar.
Gua ini memiliki tembusan, jadi pengunjung hanya perlu berjalan lurus mengikuti alur. Hanya butuh waktu 10 menit dari pintu masuk menuju pintu keluar.
Meski begitu, jangan terkecoh. Karena di dalamnya terdapat labirin di kanan dan kirinya. Pengunjung juga harus ekstra hati-hati karena jalan di dalam Gua tidak rata. Masih ada beberapa jalan yang cekung dan berbatu. Jika beruntung, pengunjung akan menemukan jalan keluar Gua di beberapa titik yang ditandai dengan pancaran sinar matahari.
Keluar dari Gua, mata akan dimanjakan oleh pemandangan Gunung Ungaran yang gagah, lengkap dengan lereng yang penuh pepohonan. Udara dingin dan hembusan angin membuat suasana di tempat ini sangatlah tenang.
Di sekitar Gua Jepang, terdapat beberapa warung makan dan rumah warga. Bisa menjadi tempat pelepas lelang usai menjelajah. Atau sekadar ngopi.
“Kalau akhir pekan ramai pengunjung di sini,” kata satu pemilik warung, Rahmad, 43.
Gua Jepang menjadi saksi bisu zaman penjajahan Jepang. Orang-orang yang dianggap melawan pemerintahan Jepang akan ditahan di Gua tersebut. Kini Gua Jepang dijadikan sebagai tempat wisata. Sayang, infrastruktur jalan yang kurag baik. Warga sekitar berharap ada perbaikan jalan, supaya tempat ini lebih dikenal masyarakat. (mg17/cr6/zal)