RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembangunan Stadion Jatidiri telah selesai akhir 2021 lalu, dan tinggal melakukan pemeliharaan selama 2022 ini agar bisa digunakan. Stadion didesain berstandar internasional, dan paling cepat pada 2023 siap digunakan dan berstandar ASEAN Football Federation (AFF).
Dengan mengantongi lisensi standar Internasional tentunya Stadion milik Pemprov Jateng itu berpeluang juga digunakan sebagai homebase Timnas Indonesia ketika menggelar laga-laga internasional.
Untuk sementara waktu, Stadion Jatidiri hanya boleh digunakan untuk latihan PSIS, serta Pemusatan Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP). Sebab, pada satu tahun ke depan, stadion dalam tahap pemeliharaan untuk memenuhi standar internasional AFF.
Kepala Balai Pemusatan Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (BPPLOP) Jateng Cicilia Eni Kurniati mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan PSSI untuk pemenuhan standar stadion agar di tahun 2023 sudah sesuai standar AFF.
“Lapangan maksimal digunakan 8 jam sehari, itu sesuai standar AFF,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (18/1).
Dikatakan, rumput stadion menggunakan jenis Zoysia Japonica. Rumput tersebut, kata Eni, berasal dari Italia. Namun menurut Gatot, petugas perawatan stadion, rumput tersebut asli Indonesia.
Bahkan, di sebelah stadion ada pembibitan untuk pengganti rumput yang rusak setelah stadion digunakan. Sebab, rumput terkadang terkena jamur dan ulat, sehingga memerlukan penyemprotan khusus. Termasuk untuk menghilangkan rumput liar.
“Pemupukan harus dilakukan secara kontinyu setiap minggu. Kalau ada jamur, kita semprot dengan obat khusus biar jamur dan rumput liarnya mati, sedangkan rumput Japonica tetap aman,” jelas Gatot.
Diakui, perawatan rumput jenis ini susah-susah gampang. Rumput stadion harus dipotong rutin seminggu sekali. Karena dalam satu hari saja, sudah mengalami pertumbuhan beberapa milimeter.
“Pemain biasanya kurang nyaman kalau rumputnya terlalu tebal. Padahal satu hari saja sudah tumbuh beberapa mili, sehingga perlu dipotong secara rutin setiap minggu. Apalagi kalau sedang pemupukan, tumbuhnya bisa lebih cepat dari biasanya,” jelas Ilzan Abidin, petugas rumput lainnya.
Selain itu, kata dia, perawatan rumput juga bergantung pada mesin pemotong yang dimiliki. Menurut Ilzan, mesin yang dimiliki stadion saat ini bagus untuk kenyamanan penggunaan. Namun dari segi desain kurang menarik.
“Motif rumputnya tergantung mesin. Kalau mesin yang ini (sambil menunjuk mesin stadion) harus membentuk manual. Ada mesin lain yang bisa otomatis membentuk motif, karena pisau pemotongnya bisa naik turun,” jelasnya.
Dikatakan Ilzan, kondisi rumput pada Selasa (18/1) kemarin dianggap masih terlalu tebal, sehingga perlu pemotongan. Selain itu, juga dilakukan penyiraman dengan rain gun. Stadion ini memiliki 6 rain gun yang sudah terpasang di pinggir stadion. Masing-masing tiga run gun di sisi kanan dan kiri.
Informasi yang diperoleh RADARSEMARANG.COM, Stadion Jatidiri dilengkapi akses kontrol penonton, di mana setiap tribun akan memiliki banyak pintu masuk, sehingga memudahkan penonton. Saat ini, masing-masing tribun sudah memiliki dua pintu.
Selain itu, penonton dapat melakukan pembelian tiket secara online, dan tertera lokasi tempat duduk. Sehingga penonton bisa langsung masuk ke tribun tujuan. Stadion ini memiliki kapasitas 25 ribu single seat. Jumlah ini mengalami peningkatan, di mana sebelumnya hanya berkapasitas 20 ribu tanpa single seat.
Kepala Manajemen Konstruksi (MK) PT Sarana Budi Prakarsa Ripta Ari Widyanto mengatakan, seluruh konstruksi yang dipercayakan kepada perusahaannya telah rampung dikerjakan. Pihaknya kini tinggal melakukan pemeliharaan stadion selama satu tahun. “Untuk bagian depan stadion yang belum jadi, bukan bagian dari kontrak perusahaan kami,” katanya. (cr1/aro)