RADARSEMARANG.COM, Magelang – Perhelatan lomba lari Elite Race Borobudur Maraton (BorMar) 2020 yang digelar di lingkungan Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, Minggu (15/11/2020) baru saja berlalu. Hasilnya sudah diketahui, Betmen Manurung dan Pretty Sihite tampil sebagai pelari tercepat kategori putra dan putri dalam event lari berjarak 42,195 km itu.
Pada ajang maraton yang diikuti 17 pelari putra dan sembilan putri yang diseleksi PB PASI (pemegang otoritas tertinggi atletik Indonesia), dan disemarakkan oleh 9.090 pelari Virtual Challenge terbilang sukses dari segi penyelenggaraan. Namun siapa sangka, persiapan BorMar melalui proses panjang dan berliku.
Ketika pandemi Covid-19 melanda negeri ini, BorMar nyaris berada di antara ada dan tiada. Maklum, atas nama keselamatan, semua event olahraga tahun ini bertiarap. Namun, Yayasan Borobudur, Pemprov Jateng, sponsor dan tim teknis penyelenggara tak begitu saja menyerah pada keadaan.
Sebuah formula pun disusun. Muncullah pola hybrid dengan kolaborasi antara lari virtual dan elite race. Rencana awal, elite race diikuti sekitar 30-50 pelari dengan rute masih sama dengan sebelumnya yaitu di area publik dengan protokol kesehatan (prokes) nan ketat, baik pelari maupun penonton. Perkembangan selanjutnya, dibuat rute half marathon dua kali (dari A ke B, B ke A). Sekitar sebulan jelang hari H, tiba-tiba mencuat gagasan hanya berada di lingkungan Candi Borobudur dengan 12 putaran (dari A ke A) serta tanpa disaksikan penonton langsung. Bahkan, diberlakukan pembatasan orang, karantina ketat bagi pelari, termasuk tes usap (swab) bagi undangan, juri lomba, panitia, media hingga sopir yang masuk venue.
Tak heran jika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan, BorMar sebagai event bersejarah, karena baru kali pertama di Indonesia digelar maraton dalam kondisi pandemi. Di mancanegara, sudah ada dua World Marathon Majors yang sudah digelar, yaitu Tokyo Marathon yang cuma diikuti 200 peserta dan London Marathon yang digeber di lingkungan Taman St James’s Park.
”Event ini jangan sampai hilang. Kita jaga marwahnya sebagai ajang lomba lari bergengsi di Tanah Air. Saya mengapresiasi kerja panitia, dan semua saja yang terlibat dalam Borobudur Marathon,” kata Ganjar.
Di bagian lain, Plh Sekda Jateng Prasetyo Aribowo yang mengibaskan bendera start pun mengapresiasi BorMar yang terselenggara walaupun di tengah pandemi. Dia menilai, agenda ini bisa menjadi model bagi penyelenggaraan event lain. ”Sepanjang ada kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan yang ketat dan berlapis, sepanjang ada profesionalisme kerja, kita bisa berbuat sesuatu,” kata Prasetyo.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwata Jateng Sinoeng Nugroho Rachmadi pun menilai BorMar 2020 dapat menjadi inspirasi pelaksanaan wisata olahraga (sport tourism) pada masa pandemi Covid-19. “Ini bisa menginspirasi sport tourism yang lain,” imbuhnya.
Bagaimana perspektif pendukung utama event tersebut? Direktur Bisnis Korporasi dan Komersialisasi Bank Jateng Pujiono menilai, BorMar masih memiliki greget meskipun dibayangi pandemi. Dia pun memberikan poin sembilan, dari rentang angka 1-10 soal pelaksanaan BorMar tahun ini. ”Kami ingin terus berkontribusi dan mendukung kegiatan ini agar brand awareness Bank Jateng meningkat,” kata Pujiono.
Budiman Tanuredjo yang mewakili pihak penyelenggara pun berasumsi bahwa tayangan televisi yang menyiarkan secara live BorMar selama tiga jam nonstop, setidaknya telah memunculkan empat hal, yaitu lari, Pemprov Jateng, Bank Jateng, dan keindahan Taman Lumbini Candi Borobudur. ”Ini artinya, ada point value di sana,” ujarnya.
Ketua Yayasan Borobudur Maraton Liem Chie An pun sangat berharap, BorMar kembali ke era normal, jauh sebelum pandemi. Pria yang akrab disapa Kingkong ini pun punya gagasan agar gelaran BorMar 2021 tampil dengan warna baru yang lebih dahsyat, yaitu tetap kolaborasi virtual dengan peserta lebih banyak, dan lomba lari dengan peserta langsung mulai 10 km, half hingga full marathon.
”Harapan saya, tentu hari esok lebih baik dari hari ini. Saya bersyukur dan berterima kasih, kepada Pemprov Jateng, para pendukung dan panitia yang telah bekerja secara profesional,” imbuh Kingkong. (bis/ida/bas)