Pelatih 49 tahun itu juga mengaku puas dengan progres positif yang ditunjukkan oleh Septian David Maulana dkk menjelang bergulirnya kompetisi kasta tertinggi di Indonesia musim ini.
“Kami memang kecolongan di bola atas karena PPC FC punya pemain yang kuat di bola atas. Selain itu mereka juga unggul di kolektivitas karena sudah sekitar dua musim bersama dan tidak banyak melakukan bongkar pasang termasuk pelatih juga masih bersama,” beber Gilbert.
Sementara Pelatih Phnom Penh Crown FC Oleg Starynskyi mengatakan, timnya mendapat pengalaman berharga dari laga uji coba melawan PSIS Semarang di Stadion Jatidiri Semarang. Menurutnya, bertanding di luar Kamboja menjadi hal positif bagi timnya yang akan tampil di AFC Cup.
“Apalagi di uji coba kali ini kami mendapatkan tekanan penuh dari suporter lawan. Itu cukup penting karena kami akan berlaga di AFC Cup. Atmosfer di luar kamboja ini kami butuhkan, bagaimana menghadapi tekanan suporter tuan rumah. Gol pertama PSIS tak lepas dari tekanan suporter,” kata pelatih berpaspor Ukraina itu.
Pihaknya juga mengaku tidak terlalu memusingkan hasil imbang 2-2 yang diraih timnya di Stadion Jatidiri. “Jujur ini pertandingan pertama dalam hidup saya yang saya sangat tidak peduli dengan hasilnya. Kami mendapatkan pengalaman yang berharga,” bebernya. (bas/ton)
