RADARSEMARANG.COM, Semarang – PSIS Semarang tetap berharap Liga 1 kembali digelar sesuai rencana yakni pada Juli 2020 mendatang. Pasalnya jika terpaksa dihentikan secara permanen, banyak pemain yang terancam menggangur dan otomatis tidak mendapat penghasilan selama setahun.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengaku menjadi salah satu pihak yang menolak adanya penghentian liga. Pasalnya jika hal tersebut terjadi, maka yang mengalami kerugian tidak hanya managemen saja. Namun juga semua pemain dan staf pelatih.
Menurut hukum Indonesia dan Artikel 119.1 Swiss Code of Obligation Reference FIFA, kontrak pemain dan pelatih akan dianggap gugur bilamana mereka tidak dapat mendistribusikan kinerja kepada obligor karena keadaan yang tidak memungkinkan. Dan berarti kontrak musim 2020 pun padam.”Ya gimana lagi, kalau nanti justru dihentikan permanen ya pemain terancam nganggur dan tidak ada pemasukan setahun. Kan kasihan juga mereka,” ujarnya.
Selama masa libur penundaan kompetisi kali ini, pihaknya mengaku masih membayar gaji Wallace Costa dkk sebesar 25 persen dari kontrak yang disepakati. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran yang diterbitkan oleh PSSI beberapa waktu lalu. Dimana klub berhak membayarkan gaji maksimal 25 persen karena adanya penetapan status Force Majeure.”Ketentuan tersebut untuk periode Maret, April, Mei ,” lanjutnya.
Meskipun menentang, dirinya mengaku tetap mempersiapkan skenario jika keputusan terburuk terpaksa diambil PSSI. Pihaknya berencana memberi tali asih kepada pemain selama setahun. Meskipun hanya sekadar bantuan untuk keperluan dasar rumah tangga, namun hal tersebut sebagai wujud kepedulian klub kepada para pemain.”Ya makanya semoga keadaan segera membaik. Agar kompetisi dapat berjalan kembali dan berdampak baik bagi semua pihak,” lanjutnya.
Sementara itu Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic memprediksi belum dapat mengumpulkan tim kembali dalam waktu dekat. Pasalnya kondisi yang belum membaik membuat kesehatan para pemain menjadi terancam.
Meskipun begitu ia tetap meminta anak asuhnya tetap dapat melakukan latihan mandiri. Sehingga kapanpun Liga 1 dimulai lagi, mereka siap dan bugar secara fisik untuk kembali mengarungi kerasnya kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia tersebut.”Ya semoga cepat membaik. Dan idealnya sebelum mulai kompetisi, 35 sampai 45 hari sebelumnya kita harus sudah mulai latihan intensif lagi,” pungkasnya. (akm/bas)