26.6 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Setelah Gustur, Sekarang Bruno, PSIS Ancam Mundur dari PGK

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Dua punggawa PSIS harus mengalami cidera berat di ajang pra musim setelah mengalami insiden benturan keras dengan lawan dalam dua turnamen berbeda yang diikuti oleh tim berjuluk Mahesa Jenar itu.

Yang pertama adalah winger Gustur Cahyo yang mengalami luka robek di bagian kening  cukup parah setelah ditabrak oleh kiper Persela Lamongan, Alexander di ajang Piala Presiden 2018 (30/1) lalu.

Akibat kejadian tersebut eks pemain PS TNI (sekarang PS Tira) langsung dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya harus menepi selama dua pekan. Beruntung kondisi Gustur hingga saat ini terus membaik dan telah siap dimainkan oleh coach Subangkit.

Insiden terbaru juga harus menimpa bomber anyar Mahesa Jenar, Bruno Silva ketika turun menghadapi Arema FC pada laga perdana Piala Gubernur Kaltim (PGK) di Stadion Palaran Jumat (23/2) malam kemarin.

Striker asal Brasil itu harus dilarikan ke rumah sakit usai mendapatkan tackle horor dari bek tengah Arema, Arthur Cunha. Bahkan Bruno harus menginap di RSUD I A Moeis Samarinda hingga kondisinya mulai stabil Sabtu (24/2) siang.

“Hasil CT Scan sementara tidak ada masalah di kepala atau leher Bruno. Hanya saja dia masih harus menjalani pemeriksaan MRI besok Senin (26/2) untuk memastikan kondisinya lebih detail,” kata Fisioterapis PSIS, Halim Mardianto.

Atas dua kejadian yang mengancam nyawa punggawa PSIS itu, CEO PT Mahesa Jenar Semarang, AS Sukawijaya mengatakan PSIS telah melayangkan protes keras kepada PSSI dan panitia kedua turnamen pra musim tersebut.

Apalagi pengadil lapangan kata pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi juga tidak mampu bertindak tegas di lapangan. Pada saat pelanggaran terhadap Gustur Cahyo wasit Oki Dwi Putra sama sekali tidak mengeluarkan kartu kepada kiper Persela Alexander. Sedangkan untuk pelanggaran Bruno Silva, wasit Agus Fauzan Arifin hanya mengganjar Arthur Cunha dengan kartu kuning.

“Dalam dua kejadian tersebut pemain PSIS memang memiliki karakter permainan cepat yang membuat lawan frustasi sehingga bermain kasar. Tapi itu seharusnya tidak boleh terjadi dan wasit harusnya bertindak tegas sehingga kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi lagi,” kata Yoyok Sukawi.

Oleh karena itu melalui surat protes yang telah dilayangkan, PSIS berharap semua pemain menda[atkan perlindungan di lapangan dari tindakan kasar pemain lawan.”Apabila tidak bisa menjamin keamanan dan fairplay kita akan mundur dan pulang ke Semarang saja,” tegasnya. (bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya