RADARSEMARANG.COM, Semarang – Stadion Citarum sudah dibangun megah. Menggunakan rumput sintetis berkelas internasional. Sayang, gara-gara pandemi Covid-19, stadion belum digunakan dengan maksimal. Kompetisi berhenti. Padahal perawatan stadion terus berjalan. Estimasinya bisa mencapai Rp 150 juta per bulan. Hal ini demi menjaga kualitas stadion tersebut.
CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi menuturkan, angka tersebut termasuk wajar. Pasalnya, biaya itu mencakup keseluruhan bangunan. Termasuk juga lapangan. Khusus lapangan, dirinya menjelaskan tidak boleh sembarangan dalam perawatannya. Perlu keahlian khusus. Mengingat rumput yang ada menggunakan jenis sintetis.
“Sebab, prosedur pembersihannya juga berbeda dari lapangan biasa. Salah-salah justru malah rusak semua,” ujarnya.
Terkait anggaran, pihaknya mengaku menanggung semua biaya perawatan stadion tersebut. Pasalnya, Pemkot Semarang telah melakukan serah terima pengeloaan kepada PSIS Semarang selama lima tahun. Dengan kontrak tersebut, pihaknya juga bebas memanfaatkan Stadion Citarum untuk keperluan klub.
Seperti menjadi homebase dan tempat latihan bagi skuad Mahesa Jenar, kompleks kantor manajemen, suporter, kafe dan masih banyak lainnya.
“Jadi saat ini keseluruhan aktivitas PSIS sudah terpusat di Citarum. Termasuk juga toko marchandise klub juga pindah ke sini,” lanjutnya.
Ia berharap pengelolaan stadion tersebut dapat lebih profesional. Sehingga dapat tetap terjaga. Dan dimaksimalkan dengan untuk kepentingan yang seharusnya. Yakni menjadi venue olahraga, khususnya sepakbola.
Koordinator Perawatan Lapangan Citarum Bambang Suryantono mengaku, perawatan yang dilakukan di stadion Citarim mudah-mudah gampang. Meskipun membutuhkan keahlian khusus, namun tidak sulit untuk menjalankannya.
Pihaknya menjelaskan, dalam sehari dirinya hanya perlu melakukan penyegaran rumput agar tidak kusut menggunakan mobil khusus. Sementara untuk karet kecil di sekitar lapangan hanya perlu diratakan. Agar tidak terlihat mengumpul di titik tertentu.
“Kalau pas banyak hujan harus sering-sering diawasi. Sebab, banyak rumput asli yang tumbuh dan mengganggu rumput sintetis,” ujarnya.
Ia mengaku dalam sehari selalu dibantu dua petugas lainnya. Mereka bersama-sama menjaga dan memelihara lapangan stadion tersebut. Tujuannya agar kapanpun skuad PSIS kembali berlatih dan bertanding, lapangan yang ada dalam kondisi siap dan berfungsi secara maksimal. (akm/aro/bas)