RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banyak infrastruktur di wilayah Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati rusak. Pemerintah Kelurahan Sukorejo bekerja sama dengan warga membangun infrastruktur yang rusak dan menjaga agar tetap baik.
Sejumlah infrastruktur di kampung Sukorejo mengalami kerusakan. Lurah Sukorejo Sudarji mempunyai program untuk membangun fasilitas kampung di Kelurahan Sukorejo. Pihaknya juga bekerja sama dengan warga dalam program pembangunan tersebut.
Dalam pembahasan program ini, dihadiri para tokoh masyarakat termasuk, ketua LPMK. Program tersebut akan berlangsung pada 2022. “Antusiasme warga Sukorejo sangat tinggi saat kita mengajak untuk bekerja sama dalam progam pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Pergerakan tanah di wilayah tersebut cukup cepat. Kondisi ini membuat infrastruktur di wilayah Sukorejo banyak yang rusak. Belum banyak konstruksi yang dibuat untuk mencegahnya. “Kami akan mengoptimalkan program ini agar cepat dikerjakan,” tambahnya.
Sementara itu, Kelurahan Sukorejo mendapat juara lima dalam kegiatan Program Kampung Iklim (Proklim) di wilayah Kota Semarang. Tujuan dari kegiatan Proklim untuk meningkatkan pemahaman mengenai perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya, sehingga masyarakat berkontribusi penuh dalam kegiatan Proklim ini. “Alhamdulillah dapat juara lima sekota Semarang,” jelasnya.
Kelurahan Sukorejo juga memiliki potensi wisata kuliner. Yakni Kampung Jawi di Dusun Kalialang, Sukorejo.
Pusat wisata kuliner ini menawarkan aneka kuliner tradisional. Mulai dari wedang tahu, nasi pecel, nasi gudangan, soto gerabah, dan masih banyak lagi. Tidak hanya makanan, minuman seperti es campur, es teler, susu jahe, serta aneka gorengan dijajakan di Kampung Jawi.
Tidak hanya makanannya saja yang tradisional, penyajiannya pun sama. Untuk piring memakai piring bambu, sedangkan gelas menggunakan batok kelapa. Selain itu, suasana kian romantis dengan adanya lentera atau lampu teplok yang berada di masing-masing meja makan. Bangunan warung berbahan dasar bambu dan beratap daun alang-alang kering.
Secara keseluruhan, warung melingkar. Pada bagian tengahnya, diisi meja dan kursi untuk pengunjung bersantai dan melahap makanan yang dibeli di warung. Tak lupa, ditemani lantunan lagu-lagu nostalgia era 1980-an. Pedagang tersebut merupakan warga Dusun Kalialang, Kelurahan Sukorejo.
Kampung Jawi berdiri sejak 4 tahun lalu. Sebelumnya bukan pusat kuliner, namun lebih ke tempat berlatih seni. Seperti nyanyian sinden, tari-tari tradisional, macapat, lukisan mural, dan tempat latihan dalang untuk anak usia belia. Tapi saat ini juga dikenal sebagai salah satu tempat wisata kuliner tradisional. (cr2/ton)