RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kecamatan Genuk berdayakan warga lewat kampung-kampung tematik di kelurahan. Pembenahan infrasturktur jadi program utama dalam mengatasi banjir.
Di bawah kepemimpinan Camat Ali Muhtar, Genuk terus berkembang. Ada Kawasan industri. di wilayah ini, industri kecil Muktiharjo, industri Terboyo Megah, dan Terboyo Makro. Memiliki tiga kawasan industri, otomatis dinamika masyarakat semakin aktif walaupun tidak semua pekerjanya berasal dari Genuk.
Potensi wilayah lainnya adalah dunia usaha, seperti UMKM yang diperkuat dengan kampung tematik. Dengan berbagai macam kegiatan untuk memberdayakan masyarakatnya. Seperti Kampung Tematik Sulam Pita, Jamu. Di sana pemberdayaannya dari pengolahan, pengemasan, dan pemasaran.
Sekretaris Camat Genuk, Suroto menjelaskan, Kecamatan Genuk pernah melakukan kirab jajan psar yang menjadi cikal bakal ciri khas dari Kecamatan Genuk. Jajan pasar diangkat dari Kampung Tematik yang berada di Bangetayu Wetan. “Supaya orang kalau mendengar Genuk itu langsung berpikir, oh Genuk itu terkenalnya dengan jajan pasarnya,” ungkapnya.
Selain itu, terdapat Kampung Ngaji dan Literasi yang mulai dibangun di Bangetayu Kulon. Bertujuan untuk melestarikan kegiatan mengaji dan kegiatan positif lainnya di masyarakat sekitar.
Pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Genuk adalah melalui beberapa kegiatan UMKM. UMKM dibangkitkan kembali dengan berbagai macam kegiatan, seperti diikutsertakan di Semargres, Semarang Introduction Market.
Saat ini, Pemerintah Kecamatan Genuk masih melaksanakan patroli PPKM. Sebelumnya, patroli PPKM dilakukan tiga kali sehari ketika masih level tiga. Namun, sekarang, patroli PPKM dilakukan dua kali sehari, yakni jam 9 pagi dan jam 7 malam. Selalu menekankan protokol kesehatan dilakukan dengan muter wilayah. Selain itu, masyarakat diimbau untuk menaati prokes, seperti melakukan pembatasan-pembatasan seperti 50 persen dari jumlah pengunjung. Jam tayangnya juga dibatasi sampai jam 9 malam. “Masyarakat yang tidak pakai masker, kita kasih,” katanya.
Kecamatan Genuk sudah familier dengan genangan atau banjir. Karena konon ceritanya, Genuk adalah nama tempat air. Semacam gentong yang menjadi wadah air yang diabadikan dengan monumen. Sehingga, masyarakat Genuk asli sudah memaklumi pasti ada genangan.
Permasalahannya adalah, genangan dulunya seminggu atau dua minggu sudah surut. Namun, sekarang sudah semakin cepat surutnya. Karena sudah ditangani oleh Kementrrian PUPR yang sudah dibuatkan rumah pompa di Kali Seringin dan Kali Tenggang. (fgr/ton)