RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik merencanakan berbagai inovasi bagi pengrajin tempe dengan berbagai pelatihan. Harapannya produk UMKM di wilayah ini makin dilirik masyarakat luas.
Lurah Padangsari Sri Agustin Wulandari menjelaskan, Kelurahan Padangsari mempunyai kampung tematik pengrajin tempe di RW 3. Ia berencana membuat inovasi produk baru dari tempe, seperti kue, dan nugget. “Pemberdayaan pengrajin tempe dilakukan di Kampung Tematik Pengrajin Tempe di RT 06 RW 03,” katanya.
Kampung Tematik Pengrajin Tempe sempat vakum karena dampak dari pandemi covid-19. Padahal sudah mempunyai galeri produk tempe yang diolah di Padangsari. “Kita butuh inovasi baru dan lebih menarik untuk diminati masyarakat,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM Rabu. (10/11/2021).
Diakui, dirinya harus mengawal dan melanjutkan kegiatan yang belum terlaksana di tahun ini. “Karena saya masih banyak belajar dan perlu arahan,” katanya.
Program lain yang sudah berjalan di Padangsari adalah bank sampah di RW 3. Warga bisa menyetorkan sampah yang bisa didaur ulang ke bank sampah.
Setiap minggu, setiap RW menggelar senam pagi. Bahkan, terdapat Bazar Minggu Pagi di RW 9 Kelurahan Padangsari. “Ketua RW di sini kritis dan baik. Pada dasarnya mereka memberi masukan ke saya untuk memajukan Padangsari,” katanya.
Dalam penanganan covid-19, pihaknya bersinergi dengan kader-kader PKK, FKK. Penanganan Covid 19 dengan melakukan kegiatan PPKM berupa edukasi dan pembagian masker di rumah makan, toko, pasar Damar dan pedagang kaki lima serta di kafe.
Tidak hanya covid-19 saja, pihaknya juga bersinergi dengan kader-kader PKK, FKK untuk melakukan PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk). “Mereka selalu mendampingi saya ketika peninjauan PPKM,” jelasnya.
Kini Kelurahan Padangsari tidak ada kasus covid-19. Karena warganya selalu bergotong royong untuk saling membantu. “Kami selalu bersinergi dengan lembaga masyarakat dan kader-kader. Di sini keren, mas. Masyarakatnya,” jelasnya. (fgr/ton)