RADARSEMARANG.COM, Semarang – BPR Arto Moro Semarang berencana membuka money changer untuk mendukung pelaku UMKM. Terkait hal itu, BPR yang masuk jajaran lima besar BPR terbaik di Kota Semarang itu, mengirimkan karyawannya guna mengikuti pelatihan pengelolaan money changer di Cibubur, Jawa Barat, belum lama ini.
Pelatihan bertema ‘Sukses Membuka Bisnis Money Changer’ tersebut diselenggarakan oleh ArthEx Consulting. Pelatihan yang mengedepankan metode, teori, dan praktik tersebut, dipandu oleh Agus Widodo selaku CEO & Founder ArthEx Consulting. Materi pelatihan mulai pembukaan, operasional, pelaporan ke BI, PPAT, pengenalan risiko dan optimalisasi bisnis money changer.
Dirut BPR Arto Moro Semarang, Darmawan S.Sos mengatakan, pelatihan dimaksudkan sebagai bagian dari persiapan SDM untuk pembukaan money changer BPR Arto Moro. “Mohon doa dan dukungannya agar ikhtiar untuk lebih mendukung UMKM dan ekonomi masyarakat melalui money changer ini berjalan lancar,” ucap Darmawan kepada RADARSEMARANG.COM.
Kata Darmawan, seiring peningkatan kinerja dan pertumbuhan cukup pesat, BPR Arto Moro saat ini berada di kelompok BPRKU 2. Karena itu, berdasarkan POJK No. 12/POJK.03/2016, maka BPR Arto Moro sudah bisa melakukan kegiatan usaha penukaran valuta asing.
“Per Oktober 2021, aset BPR Arto Moro mencapai Rp463 miliar, outsanding kredit Rp300 miliar, dan simpanan Rp288 miliar. Peningkatan aset dan laba ini, membuat modal inti BPR Arto Moro juga mengalami peningkatan, sehingga masuk ke kategori BPRKU 2.” Karena sudah diperbolehkan secara aturan, maka sebagai bentuk dukungan menyeluruh terhadap UMKM dan aktivitas perekonomian masyarakat, maka BPR Arto Moro akan membuka usaha jasa penukaran valuta asing alias money changer. (*/isk)