RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kelurahan Tegalsari Kecamatan Candisari bersama warga terus semangat pulihkan ekonomi setelah terdampak virus Covid-19. Warga berbondong-bondong mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh kelurahan sendiri. Sampai saat ini Kelurahan Tegalsari memiliki banyak UMKM yang pada akhirnya mulai berinovasi.
“Setelah pandemi mulai sedikit menurun, Alhamdulillah UMKM warga Tegalsari sangat luar biasa berkembang pesat. Setiap RW memiliki bazar UMKM-nya sendiri, ekonomi lebih meningkat.” jelas Lurah Tegalsari Sri Martini kepada RADARSEMARANG.COM
Pandemi menjadikan warga Tegalsari semakin kreatif dan inovatif. Warga mulai mencari cara baru dan mencari pasar baru dalam penjualannya. Tidak bisa dipungkiri pada zaman sekarang ini segala sesuatu dapat dibeli melalui media online, tidak harus pergi dan bertemu penjual, tapi barang sudah sampai. Hal ini yang mendasari UMKM Tegalsari berdampak Covid-19 justru naik dalam segi penjualannya.
“Kelurahan Tegalsari memiliki wadah UMKM untuk warga yang bernama UMKM Mekarsari, yang sudah beranggotakan kurang lebih 260 anggota, sudah terbagi 3 klaster, yaitu klaster boga, klaster jasa dan klaster handicraft,” ujarnya.
Di Tegalsari telah ada empat kampung tematik. Kampung Tematik Ndok Asin Welasari yang memproduksi telur asin di RW 11, Kampung Tematik Bangul yang memproduksi bantal guling di RW 04, Kampung Tematik Gapotan atau dewisa yang merupakan kampung sayur yang ada di RW 13, Kampung Gesek Godong atau batik Gesek Godong di RW 06,” tuturnya
Kampung Tematik Gesek Godong sudah menjadi ciri khas dari Kelurahan Tegalsari. Bahkan menjadi obyek wisata dan beberapa warga asal Tiongkok sering membeli batik di Tegalsari. “Ekonomi harus tetap bergerak dan bertumbuh, dan warga tidak hanya berdiam, yang terpenting saling peduli dan menjaga,” tegasnya. (mg20/ton)